Sukses

Generasi Milenial Diajak Bertani Organik, Minat?

Sosok ini mengajak generasi milenial untuk bertanik organik

Liputan6.com, Jawa Barat - Makanan organik menjadi semakin menarik belakangan ini. Cara pengolahan yang berbeda dari tanaman biasa membuat khasiatnya dinilai baik bagi kesehatan.

"Banyak orang bilang kalau makan organik dan tidak, sama saja. Padahal, makanan organik ini tidak mengandung bahan kimia yang dapat merusak lingkungan dan tubuh kita sendiri," kata pemilik kebun organik Boja Farm, Bogor, Jawa Barat, John Tumiwa.

John juga menceritakan pengalamannya bertemu orang-orang dengan penyakit kanker. Para dokter menyarankan mereka untuk mengonsumsi makanan organik.

"Mereka bilang kalau sudah berobat ke luar negeri, dan ketika pulang ke Indonesia mereka disarankan untuk mengonsumsi makanan organik," John menambahkan.

Karena ternyata, bahan-bahan kimia yang ada pada makanan dapat memicu munculnya penyakit tersebut.

 

2 dari 3 halaman

Organik Baik Bagi Lingkungan

Tak hanya itu, makanan organik yang dihasilkan dari pertanian organik juga dinilai lebih baik bagi lingkungan.

"Menanam pangan organik memang tidak mudah. Para petani mungkin akan menemukan kesulitan bahkan kegagalan di tiga bulan pertama," ucap John.

Kondisi tersebut disebabkan karena tanah harus menghadapi penyesuaian. Karena pertanian organik melarang penggunaannya bahan kimia seperti pestisida.

Tanaman yang biasanya langsung tumbuh dengan subur harus beradaptasi dengan alami. Namun, ketika sudah terbiasa, tanah bisa tumbuh menjadi lebih sehat.

 

3 dari 3 halaman

Mengajak Generasi Milenial

Perkebunan Boja Farm awalnya dibangun di Sulawesi Utara, dengan membina 1250 petani dan memberikan sertifikasi petani organik.

"Kita membuka kesempatan sebenarnya, terutama generasi milenial untuk belajar menanam organik. Kita bisa memulai dengan menanam apa pun yang biasa kita butuhkan di rumah," ucap John.

Semakin banyaknya orang yang sadar akan kesehatan juga membuat makanan organik menjadi semakin banyak diminati. Tetapi perlu diingat, bertani organik juga membutuhkan kesabaran.

"Kita harus sabar ketika berhubungan dengan bertani organik. Karena kalau tidak, baru gagal panen sekali dua kali sudah menyerah," tutup John dalam acara Jelajah Gizi bersama Danone Indonesia, Selasa (15/10/2019).

Penulis: Diviya Agatha