Liputan6.com, Jakarta Menurut American College of Obstetricians and Gynaecologists, tiga dari empat wanita mengalami rasa sakit ketika berhubungan seks. Kondisi ini bisa datang kapan saja tetapi seringkali muncul ketika wanita memasuki menopause.
Menopause menyebabkan kadar estrogen mengalami penurunan dan menimbulkan kekeringan dan iritasi pada vagina, yang membuat seks menjadi terasa menyakitkan dan tidak nyaman. Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang perlu segera dikonsultasikan dengan dokter seperti dilansir Prevention.Â
Baca Juga
1. Pelumas tidak membantu
Advertisement
Pelumas vagina sering digunakan untuk membuat seks terasa lebih nyaman. Jadi, apabila pelumas tidak dapat membantu, maka ada baiknya Anda segera mengunjungi dokter.
Menurut National Institutes of Health (NIH), AS, perubahan hormon, menyusui, obat-obatan tertentu, bahkan stres atau depresi berat dapat memicu munculnya kekeringan di area vagina.
2. Sakit disertai pendarahan
Darah yang muncul tanpa rasa sakit setelah berhubungan seks merupakan sesuatu yang normal bagi wanita yang masih mengalami menstruasi. Tetapi jika pendarahan diiringi rasa sakit, maka itu merupakan pertanda masalah lain.
"Kekeringan yang intens terkadang dapat menyebabkan trauma pada jaringan vagina, yang kemudian menyebabkan pendarahan," jelas dokter kebidanan dan kandungan, Shoeles-Douglas.
Infeksi menular seksual seperti klamidia atau gonore juga dapat menyebabkan munculnya bercak dan rasa sakit setelah berhubungan seks.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
3. Sakit ketika buang air kecil
Jika Anda merasakan sensasi gatal atau terbakar ketika buang air kecil, ada kemungkinan besar Anda mengalami infeksi vaginosis bakterialis. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat di vagina.
"Tetapi infeksi tidak selalu menjadi penyebab. Terkadang, rasa sakit yang menyerang dapat disebabkan oleh adhesi klitoris, kondisi di mana lipatan kulit di atas kelenjar klitoris tersendat," ucap Nicole Prause, ahli fisiologi seksual.
4. Berlangsung sering dan lama
Jika rasa sakit tidak disertai gejala lain, Anda mungkin akan kesulitan untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengunjungi dokter.
"Tetapi jika Anda merasa rasa sakit atau ketidaknyamanan tersebut berlangsung lama dan konsisten, maka penting untuk segera memeriksanya," ucap Shoeles-Douglas.
Menceritakan rasa sakit yang Anda alami pada dokter mungkin bukanlah sesuatu yang nyaman untuk dilakukan. Tetapi jangan biarkan kesakitan dan ketidaknyamanan yang muncul membuat Anda diam dan tidak melakukan apa pun.
"Jangan menunggu sampai itu menjadi sangat buruk untuk memeriksakannya. Jika Anda merasa rasa sakitnya masih bisa ditoleransi, maka Anda dapat mengonsultasikan kapan harus melakukan tindakan," tutup Prause.
Penulis: Diviya Agatha
Advertisement