Liputan6.com, Jakarta Para ahli setuju bahwa peregangan tubuh (stretching) tidak membuat otot menjadi lentur secara permanen. Namun hanya membuat saraf bisa menoleransi tingkatan sakit tertentu.
“Yoga memang membuat Anda semakin lentur, tapi kami tidak tahu alasannya,” kata instruktur yoga yang juga lulusan California State University, Amerika Serikat, Jules Mitchell.
Baca Juga
Advertisement
Saat meregangkan tubuh, serat dan tendon otot (yang menghubungkan otot ke tulang) memanjang, kata ilmuwan olahraga dan ahli biomekanis University of Graz, Austria, Markus Tilp.
Namun, kebiasaan meregangkan tubuh itu tidak akan membuat otot semakin panjang. Jaringan otot menempel pada titik-titik tertentu di tulang, sehingga otot tidak bisa memanjang secara permanen. Jika jaringan otot diumpamakan dengan karet gelang, maka sebaiknya otot tidak ditarik secara permanen, karena itu akan menurunkan elastisitasnya, tulis Mitchell.
Menurut jurnal Clinical Biomechanics, tidak ada perubahan pada otot dan tendon orang setelah melakukan regimen peregangan statis selama enam minggu.
Sistem saraf adalah konduktor utama dalam menentukan peregangan pada tubuhnya, kata instruktur yoga, Brooke Thomas.
Ujung-ujung saraf tersebar ke seluruh otot dan tendon. Jadi jika peregangan yang dilakukan dirasa tidak aman atau bisa mencederai otot, saraf akan mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak, jelas Thomas kepada Live Science.
Itu sebabnya pasien yang dibius bisa meregangkan tubuh dan melalui berbagai gerakan tanpa perlawanan. Bayi yang lahir juga bisa melakukan split karena mereka belum mengembangkan batasan gerakan untuk dideteksi oleh saraf, jelas Mitchell.
Tilp meyakini bahwa praktisi yoga bisa melakukan pose segitiga atau split selama bertahun-tahun karena posisi yang melawan sistem saraf itu diulang-ulang. Proses itu dikenal sebagai toleransi peregangan.
“Ketika sakit tidak lagi dirasa, maka melakukan posisi yang lebih sulit menjadi mungkin karena persendian telah menjadi lebih lentur,” kata Tilp.
Saksikan juga video menarik berikut:
Cara Membuat Tubuh Lebih Lentur
Ada orang yang bisa lentur tapi ada yang tidak. Ternyata hal itu dipengaruhi oleh gerakan yang sering dilakukan.
“Tubuh beradaptasi dengan gerakan yang paling sering Anda lakukan. Konsekuensinya, tubuh juga beradaptasi untuk tidak melakukan gerakan yang tidak atau jarang Anda lakukan,” kata Mitchelle.
Jika Anda ingin meningkatkan kelenturan kaki, Mitchell menyarankan untuk mencoba membungkukkan tubuh ke depan dan tarik paha ke belakang. Cara lainnya adalah dengan berbaring telentang dan meregangkan paha belakang dengan sabuk yoga. Lalu, mengencangkan paha belakang ketika menarik kaki ke arah wajah.
“Ini bisa membantu karena peregangan itu menambah beban pada otot. Sehingga saraf mengirimkan sinyal kepada otot untuk jadi lebih kuat dalam batasan yang aman,” jelas instruktur yoga itu.
Penulis : Selma Vandika
Advertisement