Liputan6.com, Yogyakarta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) mengungkapkan masih ada masyarakat Indonesia yang belum terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Teguh Dartanto dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa setidaknya ada sekitar 45 juta masyarakat Indonesia belum tergabung dalam program JKN-KIS. Selain itu, banyak dari mereka yang sesungguhnya berada di usia produktif.
Baca Juga
"Kelompok usia produktif, bekerja di sektor informal dan bukan miskin, ini yang menjadi masalah," kata Teguh dalam workshop JKN-KIS di Yogyakarta pada Rabu lalu.
Advertisement
"Artinya kalau kelompok tua rata-rata sudah sebagian besar tercakup," Teguh memaparkan dalam presentasinya, ditulis Jumat (25/10/2019).
Dia menjelaskan salah satu alasan banyak masyarakat usia produktif belum bergabung ke JKN-KIS adalah karena merasa masih merasa muda dan masih sehat.
"Inilah yang jadi tantangan dan ini juga akan mempengaruhi JKN itu sendiri," kata Teguh yang juga Ketua Klaster Penelitian Kemiskinan, Perlindungan Sosial, dan Pembangunan Manusia Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI tersebut.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Kata BPJS Kesehatan
Sekretaris Utama BPJS Kesehatan Kisworowati mengungkapkan bahwa data Ditjen Dukcapil per 31 Desember 2018 mencatat kepesertaan JKN-KIS mencapai 78,46 persen sejak program dimulai di 2014. Setidaknya saat itu, lebih dari 208 jiwa sudah menjadi peserta program kesehatan nasional ini.
Sementara itu, data BPJS Kesehatan menyatakan bahwa hingga 31 September 2019, 221.203.615 masyarakat Indonesia terdaftar sebagai peserta JKN-KIS atau mencapai 84,1 persen.
Dibandingkan negara-negara lain, Kisworowati mengatakan bahwa jumlah kepesertaannya JKN di Indonesia lebih cepat. "Kalau di Korea Selatan butuh 12 tahun untuk mencapai 97 persen," kata Kisworowati dalam penjelasannya.
"Di kita ini sebenarnya targetnya tahun 2020 nanti adalah 95 persen dari jumlah penduduk ini menjadi peserta JKN-KIS," Kisworowati menambahkan.Â
Advertisement