Sukses

Sederet Kolaborasi Kemenkes dan BKKBN Selesaikan Masalah Stunting

Menurunkan angka stunting menjadi pekerjaan rumah di era kepemimpinan Menkes Terawan. Kali ini bekerja sama dengan BKKBN.

Liputan6.com, Jakarta - Kedatangan Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, dr Terawan Agus Putranto ke Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Senin, 20 Oktober 2019, berkaitan dengan persoalan stunting.

Stunting merupakan salah satu pekerjaan rumah (PR) Terawan yang harus cepat dituntaskan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sempat menyinggung soal stunting sewaktu memanggil mantan Kepala RSPAD Gatot Soebroto ini sebagai Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Maju. 

Oleh sebab itu, dr Terawan yang ditemani Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Kirana Pritasari; Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Bambang Wibowo; dan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi datang menemui Kepala BKKBN, dr Hasto Wardoyo untuk duduk bersama dan mendengar langkah-langkah yang harus diambil guna menyelesaikan masalah stunting di Indonesia.

"Ini menyangkut upaya-upaya kita dalam konektivitas antar Kementerian supaya tidak terjadi tumpang tindih, tetapi fokus bisa menurunkan angka stunting dengan cepat," kata Menkes kepada awak media.

Dalam hal ini, lanjut Terawan, akan dibangun tim kecil agar lebih fokus karena banyaknya hambatan yang ditemui BKKBN saat menjalankan tugasnya.

"Di BKKBN maupun di Kementerian Kesehatan memiliki dirjen-dirjen yang berbeda, itu disinkronkan. Kalau tidak disinkronkan, tidak bisa fokus. Kalau tidak bisa fokus, nanti pecah layarnya," ujar Terawan.

Terkait hambatan, selama ini jangkauan BKKBN hanya sampai di provinsi. Terawan mengatakan bahwa Kemenkes akan membantu koordinasi supaya bisa sampai ke puskesmas.

"Yang kedua, BKKBN terkendala untuk kontrasepsi, alkon (alat kontrasepsi) karena tidak ada penggudangan. Ya, kita Kementerian Kesehatan aksesnya kita berikan sehingga tujuannya tercapai sampai ke ujung," katanya.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

2 dari 2 halaman

Menjangkau Indonesia Timur

Kendala selanjutnya dalam menjangkau wilayah Indonesia timur. Menurut Terawan, dengan adanya aparat, bisa membantu sampai ke puskesmas di ujung-ujung yang secara otomatis membuat program Kepala BKKBN akan tercapai, khususnya yang berkaitan dengan upaya menurunkan angka stunting.

"Targetnya harus di bawah WHO, yakni harus di bawah 20 persen," kata Menkes.

Disinggung lama mencapai target untuk melihat berhasil atau tidaknya upaya tersebut, Terawan mengatakan akan secepatnya.

"Yang kita bisa, secepatnya. Betul-betul evaluasi-evaluasi itu di batita, berarti minimal tiga tahun. Bisa dilihat benar tidaknya kita memberikan pondasinya akan terlihat lampu hijaunya di tiga tahun itu," ujarnya.

Untuk melihat evaluasi, Kemenkes akan melihat dari kartu menuju sehat (KMS). Mulai dari perkembangan serta pertumbuhan bayi.

Selain itu, pengecekan juga dilakukan sejak ibu hamil. "Dan, bagaimana kalau waktu hamil, bagaimana kondisi ibu hamilnya kartu hamil kita cek. Itu kan indikator-indikatornya, KMS. Dari situ kerja sama bisa berjalan," katanya