Liputan6.com, Jakarta Terapi radiasi guna mengatasi kanker payudara tanpa diiringi pemberian obat trastuzumab, akan menyebabkan sel kanker HER2-Positif berisiko kambuh.
Artinya, pasien yang sudah menjalani operasi pengangkatan tumor lalu harus terapi tapi tidak diberikan trastuzumab, maka risiko sel kanker HER2-Positif bisa muncul kembali. Â
Advertisement
"Kalau pasien kanker HER2-Postif tidak mendapat trastuzumab, kita anggap kasusnya unfavorable, maksudnya berisiko tinggi (kambuh). Terapi radiasi harus lebih agresif buat menutup risiko kekambuhan. Karena dia (pasien) tidak dapat obat," jelas dokter spesialis onkologi radiologi, Denny Handoyo Kirana saat ditemui di bilangan Jakarta Pusat, ditulis Jumat (31/10/2019).
Sebaliknya, kalau pasien kanker payudara HER2-Positif diberikan obat trastuzumab, dokter spesialis onkologi radiasi akan menganggap kadar HER2-Positifnya sudah lebih terkontrol.Â
"Treatment (terapi) juga jadi lebih mudah. Pasien jadi tidak mudah kambuh (sel kanker)," lanjut Denny.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Tekan Pertumbuhan Sel Kanker
Pemberian obat trastuzumab bertujuan menekan pertumbuhan dan perkembangan sel kanker payudara HER2-Positif. Agen yang terkandung dalam trastuzumab berfungsi memblok pembelahan sel kanker payudara.
"Pemberian trastuzumab sebenarnya memblok supaya pembelahan sel atau agresifitasnya ditahan (ditekan). Jadi, menjaga supaya sel kanker jangan jadi agresif," tambah Denny, yang berpraktik di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi Jakarta.
Diharapkan pemberian trastuzumab tidak membuat pasien mengalami kekambuhan. Semakin majunya zaman, kita bicara faktor risiko.
"Kita enggak mau pasien setelah dioperasi dan dinyatakan sembuh, tapi malah kambuh. Kalau dia tidak diberikan obat trastuzumab, apakah kita bakal tunggu, sel kankernya kambuh lantas baru diobati? Padahal, kita tahu sangat berisko kambuh," Denny menerangkan.
Advertisement