Sukses

Alasan Orang yang Gampang Cemas Suka Nonton Film Horor (1)

Sebagai salah satu cara mengalihkan pikiran, jadi salah satu alasan orang dengan gangguan cemas menonton film horor.

Liputan6.com, Jakarta Mungkin di sekitar Anda ada orang yang mudah cemas tapi ketika ada film horor rilis dia begitu semangat untuk menontonya.

Walau terkesan kontradiktif pakar kesehatan mental menjelaskan alasan di baliknya. Apa saja?

Pengalih Pikiran

Bagi beberapa orang dengan gangguan kecemasan, film horor memberikan ketakutan nyata yang dapat memfokuskan pikiran mereka.

“Orang dengan gangguan kecemasan akan sadar bahwa pikiran mereka sering terisi dengan berbagai kekhawatiran seperti pekerjaan, keluarga, hubungan romantis, kesehatan, keuangan dan sebagainya,” kata terapis dan anggota tim terapi perilaku kognitif The Family Institute at Northwestern University, Amerika Serikat, Jocelyn McDonnell seperti dikutip dari laman Huffington Post.

McDonnell menambahkan bahwa orang dengan gangguan kecemasan seringkali mengalami kesulitan untuk fokus pada apa yang sedang dihadapi. Mereka lebih cenderung mengkhawatirkan masa lalu atau yang akan datang.

Tenggelam dalam alur kisah film horor bisa menjadi 'gangguan' yang menarik atau jalan keluar bagi mereka yang merasa terhambat karena masalah pribadi.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Mencari Rasa Lega

Bagi pasien gangguan kecemasan, menonton film horrr adalah cara untuk mengonfirmasi rasa takut yang mereka hadapi setiap hari.

“Ada kepuasan atau bahkan rasa lega. Pasien dengan gangguan kecemasan bisa mendapat konfirmasi bahwa, ‘ya, dunia memang tempat yang berbahaya dan mengkhawatirkan, seperti yang sudah saya katakan serta rasakan selama ini,’” kata profesor psikiatri Stanford University, Amerika Serikat, Elias Aboujaoude.

Di sisi lain, Aboujaoude menjelaskan bahwa ini menonton juga cara untuk menempatkan kecemasan mereka dalam spektrum yang lebih luas.

Sense of control

Kecemasan yang terkait pekerjaan, kesehatan atau hubungan bisa menjadi begitu berat. Sedang masalah yang terkandung dalam film horor terasa lebih bisa dikendalikan.

“Mereka hanya perlu menutup mata bila rasa cemasnya mulai berlebihan. Banyaknya epilog film horor yang berakhir dengan kekalahan monsternya, memberikan penonton perasaan bahwa jika kecemasan ditoleransi, pada akhirnya segalanya akan baik-baik saja. Hal itu berhasil meyakinkan pasien tersebut,” kata profesor psikiatri Stanford University, Amerika Serikat, Keith Humphreys.

 

Penulis : Selma Vandika