Liputan6.com, Jakarta Lisa Graves sempat terserang cegukan ketika dirinya hamil di tahun 2008. Ternyata, kejadian itu berlangsuhg hingga 12 tahun lamanya.
Pemeriksaan menunjukkan bahwa Graves sempat terkena stroke ketika dirinya hamil. Cegukan itu adalah efek samping yang tidak biasa.
Baca Juga
Â
Advertisement
Ibu 31 tahun asal Lincoln, Inggris ini mengatakan dirinya bisa cegukan lebih dari seratus kali dalam sehari. Tidak ada dokter yang tahu bagaimana cara mengobatinya.
"Saya pikir saya mungkin akan cegukan sampai ke dalam kubur, tapi itu menjadi bagian dari diri saya saat ini," kata Graves seperti dilansir dari The Sun pada Jumat (8/11/2019).
Kondisi itu membuat dia dan keluarganya terbiasa. Namun seringkali, dia harus menjelaskan masalah itu pada orang lain yang merasa terkejut ketika dia cegukan.
"Ada saat ketika saya merasa cukup malu karena itu dan menunda untuk keluar di tempat umum, tapi sekarang, saya membiarkannya."
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Sudah Terbiasa
Graves mengatakan bahwa awalnya dia sempat mencoba segala cara untuk menghentikan cegukan itu. Mulai dari melompat-lompat hingga mengisap lemon.
"Tetapi tidak ada yang berhasil, dan ketika para ahli saraf mengira mereka telah memecahkannya, saya memutuskan untuk tidak menempuh rute pengobatan," kata Graves.
Dia mengatakan, tidak ada jaminan prosedur medis bisa berhasil. Selain itu, ia juga mengatakan mampu mengelola kondisinya tersebut dan hidup dengannya.
Dikutip dari Metro, kasus cegukan terlama dilaporkan mencapai 68 tahun. Seorang pria bernama Charles Osborne dari Anthon Iowa, Amerika Serikat, mulai cegukan di tahun 1922. Dalam beberapa dekade pertama, dia bisa mengalami itu hingga sekitar 40 kali per menit.
Namun mendekati akhir hayatnya, cegukan itu menjadi lebih sedikit dan benar-benar hilang bersama dirinya yang telah tiada.
Advertisement