Sukses

Serang Ratusan Babi di Sumut, Apa Itu Kolera Babi?

Ratusan babi di Sumatera Utara mati karena terkena kolera babi. Penyakit apakah itu?

Liputan6.com, Jakarta Ratusan bangkai babi ditemukan di Sungai Bedera dan Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan setempat menyatakan bahwa hewan-hewan tersebut terkena hog cholera atau kolera babi.

"Dari sampel darah yang telah diambil, ternyata babi-babi tersebut terjangkit virus hog cholera," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap pada Rabu (6/11/2019), dikutip dari Regional Liputan6.com.

Lalu, apa itu kolera babi?

Mengutip laman Veterinary Diagnostic and Production Animal Medicine College of Veterinary Medicine Iowa State University, kolera babi atau dikenal juga sebagai classical swine fever (CSF) termasuk penyakit pada babi yang menular dan mematikan.

Penyakit tersebut hanya terjadi pada hewan babi. Sejak 1997, wabah CSF banyak dilaporkan di beberapa negara Eropa dan terus terjadi hingga Eropa Timur. Namun, penyakit endemik ini banyak terjadi di sebagian besar negara-negara Asia.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Menularkah Pada Manusia?

Kolera babi ditularkan lewat air liur, sekresi hdung, urine, dan feses. Selain itu, hewan yang berkontak dengan makanan pun bisa menyebarkan penyakit.

"Hewan yang merupakan pembawa penyakit kronis mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda klinis penyakit tapi dapat menyemai virus dalam kotorannya," tulis World Organisation for Animal Health dalam laman resminya.

Beberapa gejala yang dialami babi yang terkena penyakit ini antara lain: demam, kehilangan nafsu makan, diare, jalan yang tidak stabil, hingga telinga, perut, dan paha yang menjadi ungu. Namun, semua itu mungkin muncul ketika penyakit sudah berada pada tahap akut.

Pada manusia sendiri, kolera babi tidak akan menular karena hanya jenis babilah yang berisiko terkena masalah ini.

Azhar mengatakan, hingga saat ini, belum ditemukan kasus kolera babi yang menular pada manusia. 

"Virus ini menular bisa lewat udara, cepat," kata Azhar.

Hingga 5 November 2019, sudah terdapat 4.682 ekor babi yang mati akibat terserang virus tersebut.