Liputan6.com, Jakarta Pusar merupakan bagian tubuh yang seringkali dilupakan keberadaannya. Tetapi mungkin sebagian dari Anda pernah menyadari bahwa pusar menimbulkan bau yang cukup mengganggu.
Sama seperti ketiak, pusar tidak mendapatkan aliran udara yang cukup. Tiap manusia memiliki rongga dalam tubuhnya yang bisa menjadi unit penyimpanan untuk sel-sel kulit mati, keringat, serat, dan lebih dari 60 jenis bakteri.
Baca Juga
"Ketika keringat dan kotoran lainnya terperangkap, mereka seringkali menimbulkan bau yang tidak sedap," ucap profesor klinik dermatologi, Todd Minars seperti dikutip Prevention, Sabtu (9/11/2019).
Advertisement
Membersihkan area pusar secara konsisten dinilai dapat meminimalisasi bau di area tersebut. Tetapi, jika Anda telah membersihkannya dan pusar masih berbau, maka ada kemungkinan itu adalah sebuah gejala.
"Jika terjadi kemerahan, rasa terbakar, atau bengkak selalu lebih baik berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apa yang terjadi," ucap dokter kulit di New Jersey, AS, Shari Sperling.
Menurut para ahli, berikut lima kemungkinan mengapa pusar bisa menimbulkan bau yang mengganggu:
1. Kebersihan Anda perlu diperbaiki
"Penyebab utama bau pusar yang mengganggu berasal dari kebersihan di area tersebut yang buruk. Lupa membersihkannya ketika mandi atau berendam dapat menyebabkan penumpukan kotoran, keringat, bakteri, dan sel-sel kulit mati," ucap Minars.
Bahkan, ketika Anda sudah membersihkannya, pusar masih mungkin untuk membutuhkan perawatan lebih. Karena beberapa orang memiliki tali pusar yang terikat, dan lipatan ini menjadi tempat yang nyaman untuk bakteri bersembunyi.
Â
2. Benda bersembunyi
Bau yang mengganggu bisa disebabkan oleh adanya benda asing seperti serat yang hidup di pusar Anda. Jenis serat yang paling mungkin menyebabkan bau adalah kapas karena menyerap kelembapan
Jika Anda menggunakan banyak kapas atau kain lainnya yang berisiko menimbulkan bau, Anda mungkin harus lebih rajin membersihkannya hingga tuntas.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
3. Infeksi jamur
Ada berbagai jenis jamur yang selalu ada di kulit manusia. Biasanya tidak berbahaya, tetapi dalam kondisi yang tepat seperti hangat dan lembab, yang disediakan oleh pusar, ia bisa bertumbuh menjadi infeksi.
"Ini sebabnya kenapa pembersihan area yang tepat dan konsisten sangatlah penting, terutama dalam lipatan kulit," ucap Minars.
Infeksi jamur tidak hanya menyebabkan bau tapi juga ruam di area pusar atau mengalami gatal, terbakar, hingga bercak yang bisa mengeluarkan cairan bening.
4. Kista
Kista yang berisi nanah bisa muncul di mana saja pada tubuh, termasuk area pusar. Kista epidermoid, misalnya, terbentuk ketika lapisan atas sel-sel kulit tidak mengelupas seperti seharusnya.
Kista biasanya bukan masalah besar dan tidak memerlukan penanganan, tetapi tergantung pada di mana letaknya. Jika mengering atau pecah, cairan yang dikandungnya bisa menimbulkan bau.
Â
5. Piercing
Jika Anda memiliki pusar yang ditusuk oleh piercing dan terinfeksi, itu dapat menyebabkan area tersebut berbau tidak sedap. Tanda-tanda penindikan yang terinfeksi meliputi kemerahan dan pembengkakan, rasa sakit, atau keluarnya cairan nanah berwarna kuning atau hijau yang tidak sedap.
"Jika kista berkembang di sekitar area tindikan, dapat menyebabkan peradangan atau infeksi, bersamaan dengan bau busuk. Pada saat inilah penting untuk mencari pertolongan medis," ucap Sperling.
Â
Penulis: Diviya Agatha
Advertisement