Liputan6.com, Jakarta Prof. Dr. Sardjito resmi mendapatkan gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat lalu. Meski bukan dokter pertama yang mendapatkan anugerah tersebut, ada alasan bahwa ia layak mendapatkan gelar tersebut.
Pengajuan Dr. Sardjito sebagai Pahlawan Nasional sesungguhnya sudah mulai dilakukan sejak sembilan tahun lalu oleh tim dari Universitas Gajah Mada, kampus yang merupakan warisan sekaligus tempat Sardjito mengabdikan diri.
Baca Juga
Salah satu anggota tim pengusul, Sutaryo, mengatakan bahwa pada Juli 2012, tim bentukan UGM tersebut telah menyelesaikan surat usulan mereka. Adapun, Sardjito dianggap sosok ilmuwan pejuang sekaligus pejuang ilmuwan. Dia juga dinilai fokus dan aktif di bidang pendidikan seperti Budi Utomo.
Advertisement
Sardjito juga dinilai meletakkan Pancasila sebagai dasar perguruan tinggi di Indonesia serta banyak meneliti obat-obatan untuk rakyat dan pejuang kemerdekaan.
"Ya sarjana komplet. Aktif di sosial, budaya, perdamaian dan seni rupa juga," kata Sutaryo seperti dikutip dari Merdeka.com pada Minggu (10/11/2019).
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Buat Obat, Biskuit, dan Amankan Vaksin Cacar
Dalam bidang kesehatan, salah satu penelitian yang dilakukan Sardjito adalah terkait obat batu ginjal Calcusol. Selain itu, ia juga pernah menciptakan biskuit yang membantu para pejuang dan tentara Indonesia ketika sedang berperang.
"Prof Sardjito pernah ikut perang juga ya, artinya membantu tentara-tentara yang berperang. Yang sangat terkenal itu kan biskuit Sardjito," ujar Rektor UGM Panut Mulyono pada Jumat (8/11/2019) seperti dikutip dari News Liputan6.com.
Selain itu, pria yang sebelum akhir hayatnya menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta ini juga pernah mengamankan vaksin cacar dengan dimasukkan ke dalam kerbau dari Bandung. Saat itu sedang terjadi peristiwa Bandung Lautan Api.
Rektor pertama UGM itu menorehkan vaksin cacar itu ke dalam tubuh hewan tersebut. Kerbau itu lalu dibawa dari Bandung sampai Klaten. Sampai di tujuan, hewan ini disembelih, diambil limpanya untuk kembali memperoleh vaksin tersebut.
"Mungkin wadahnya itu takut ketahuan di jalan oleh pemerintah Belanda atau Jepang yang saat itu. Sehingga (vaksin cacarnya) disuntikkan di kerbau, nanti setelah sampai Klaten itu vaksinnya diambil lagi," kata Panut.
Selain Sardjito, lima pahlawan nasional yang resmi dianugerahi gelar tersebut oleh Jokowi adalah: Abdul Kahar Mudzakkir, Alexander Andries Maramis, KH Masykur, Ruhana Kudus, dan Sultan Himayatuddi.
Advertisement