Liputan6.com, New Jersey Madalyn Massabni meninggal dunia karena sindrom langka bernama Sindrom Syok Toksik (Toxic Shock Syndrome) hanya tiga hari setelah ulang tahunnya yang ke-19. Awalnya, ia mengeluh tidak sehat ketika pulang ke rumahnya di New Jersey, Amerika Serikat pada Maret 2017.
Sang ibu, Dawn teringat menemui anak perempuannya keesokan pagi. Akibat sindrom langka itu, Maddy tidak merespons apa yang dikatakan ibunya.
Advertisement
"Sindrom langka itu menyebabkan dia hampir tidak bisa meresponsku dan tidak bisa bicara. Aku bahkan tidak tahu, apakah dia tahu siapa aku. Langsung saja aku menelepon 911 darurat," ucap Dawn, dikutip dari The Sun, Minggu (17/11/2019).
Ketika ambulans tiba di rumahnya, Maddy, sapaan akrabnya, mengalami kejang. Remaja yang kuliah di jurusan fashion tersebut digendong sang ibu menuju ambulans.
"Aku menggendongnya. Dia menatapku, lalu menutup matanya. Aku berteriak, 'Aku sangat mencintaimu. Tolong, jangan tinggalkan aku," Dawn menambahkan.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Akhir yang Tragis
Saat digendong Dawn ke ambulans, Maddy kena serangan jantung.
"Dia mengalami serangan jantung di tanganku dan berhenti bernapas."
Ia dibawa ke rumah sakit. Para dokter tanpa lelah mencoba untuk menghidupkan jantungnya kembali.
Kondisi Maddy makin memburuk pada hari berikutnya saat perawatan di rumah sakit. Akhirnya, keluarga Dawn membuat keputusan untuk mematikan ventilatornya.
Maddy adalah seorang mahasiswi fashion di Lynn University, Florida.Â
"Itu sudah 'siksaan' berat sejak dia meninggalkanku. Aku sangat merindukannya. Aku rindu mendengar, 'Aku mencintaimu, Mommy,'" Dawn melanjutkan.
Maddy mengalami haid selama penyakit sindrom syok toksik yang mendadak. Ia harus menggunakan tampon.
Advertisement
Sindrom yang Langka
Toxic shock syndrome (TSS) disebabkan bakteri staphylococcus atau streptococcus. Bakteri ini biasanya hidup di kulit, hidung atau mulut, tanpa menyebabkan kerusakan.
Tetapi jika mereka masuk lebih dalam ke dalam tubuh bisa melepaskan racun yang merusak jaringan dan menghentikan kerja organ tubuh.
Hal-hal berikut ini dapat meningkatkan risiko terkena TSS, menurut informasi National Health Service (NHS) Inggris.
1. Penggunaan tampon, terutama jika membiarkannya tidak diganti dalam rentang waktu lama. Penggunaan tampon "penyerap super" juga meningkatkan risiko TSS.  Â
2. Masalah pada kulit, seperti luka, terbakar, gigitan serangga atau luka setelah operasi persalinan. Â
3. Menggunakan balutan nasal pada hidung untuk mengobati mimisan.  Â
4. Mengalami infeksi stafilokokus atau infeksi streptokokus, misal infeksi tenggorokan, impetigo atau selulitis.