Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Dirawat Usai Berhubungan Seks, Wanita di AS Alergi Sperma Suami

Wanita ini tidak tahu jika sperma sang suami bisa terpapar pengobatan yang sedang dilakukannya

Liputan6.com, Jakarta Alergi sperma membuat seorang wanita di Maryland, Amerika Serikat nyaris meninggal dunia usai dirinya melakukan hubungan seks dengan sang suami.

Dalam sebuah laporan kasus, wanita ini mengalami pusing, diare, gatal-gatal pada kaki dan tangan, serta mengalami berkeringat setelah bercinta. Dia segera pergi ke dokter ketika merasakan itu.

Para dokter percaya bahwa wanita ini mengalami sepsis karena tekanan darah rendahnya. Pasien pun diberikan infus dan beberapa antibiotik.

Dikutip dari Independent pada Selasa (20/11/2019), tes lebih lanjut mengungkapkan bahwa dia mengalami syok anafilaksis. Pasien mengalami alergi yang nyaris mematikan itu karena sperma sang suami terpapar obat yang dikonsumsi olehnya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Alergi Terhadap Kandungan Obat

Dalam laporan yang dicatat di American Journal of Medicine, sang suami sedang dalam pengobatan infeksi bakteri dengan antibiotik nafcillin, yang mengandung penisilin. Wanita tersebut ternyata memiliki alergi terhadap hal itu.

Wanita itu tidak tahu bahwa penisilin bisa terpapar lewat cairan tubuh suaminya.

"Kami melaporkan kasus reaksi anafilaksis terhadap nafcillin pada pasien alergi penisilin melalui paparan vagina terhadap antibiotik yang terkandung dalam air mani pasangannya," tulis para dokter dalam laporan berjudul "Almost Killed by Love: A Cautionary Coital Tale" tersebut seperi dikutip dari Daily Star.

Meski tidak memeriksa lebih rinci cairan air mani dari sang suami, para dokter menyatakan bahwa berdasarkan pemeriksaan dan presentasi klinis, serta timbulnya gejala pasca bercinta, membuat mereka percaya bahwa alergi tersebut dikarenakan paparan cairan tersebut.

Para dokter pun meminta agar wanita ini tidak melakukan hubungan seksual dengan suaminya, paling tidak hingga satu minggu setelah menyelesaikan pengobatan antibiotiknya.