Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika era Kabinet Kerja, Rudiantara punya kebiasaan membaca kembali tatkala ingin mengunggah postingan berbentuk teks di media sosial.
"Saya sebelum klik sent (kirim) itu dibaca dulu apa yang sudah diketik. Kadang diedit lagi," ujar Rudiantara dalam acara konferensi pers Humanize Us di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Baca Juga
Pelatihan Tular Nalar Ajak Ratusan Generasi Gen-Z Garut Melek Berliterasi Tangkal Berita Hoaks Pilkada Garut 2024
Mulai Dipinggirkan Amorim, Bintang Manchester United Bisa Dibajak Klub LaLiga
Link Live Streaming Final Piala Interkontinental 2024 Real Madrid Pachuca, Kamis 19 Desember 2024 Pukul 00.00 WIB di Vidio
"Kalau tidak salah ada survei, lebih dari 50 persen orang akan meng-edit lagi postingannya. Ya, tidak asal main sent aja (klik Kirim)."
Advertisement
Menurut Rudiantara, cara ini bisa menjadi salah satu upaya membagikan informasi dengan benar dan melatih literasi digital. Dia kembali mengingatkan untuk memanfaatkan teknologi digital secara bijak agar terhindar dari penyebaran informasi palsu (hoax).
Â
Â
Manfaatkan Medsos dengan Bijak
Kehati-hatian dalam mengunggah postingan juga mencegah penyebaran informasi palsu ke publik. Rudiantara berpesan, hindari asal main klik Kirim atau Bagikan (Share) ke grup chat tanpa membaca unggahan terlebih dahulu.
"Jangan asal sent saja ya. Sebenarnya banyak anak muda milenial Indonesia yang tidak ikut-ikutan menyebarkan hoax. Ini juga hasil survei dari salah satu penggiat medsos," lanjut Rudiantara.Â
"Paling banter itu mereka (anak muda) biasanya pengen eksis di medsos dengan menampilkan kepiawaian dan keinginan. Tapi bukan yang sifatnya hoax."
Anak muda yang diberikan literasi digital, terang Rudiantara, bisa memanfaatkan medsos dengan bijak. Salah satu contohnya mengenai unggahan anak-anak muda mengenai informasi seputar makanan atau pun travel.Â
Advertisement