Liputan6.com, Jakarta Tessa Hansen-Smith asal California asal Amerika Serikat memiliki alergi langka yang membuat kulitnya rentan terkena air. Bahkan, ketika dia berkeringat dan menangis.
Perempuan 21 tahun itu didiagnosis alergi langka aquagenic urticaria ketika masih berusia 10 tahun. Kondisi ini jelas sangat berpengaruh pada hidupnya.
Baca Juga
"Ini adalah kondisi yang sangat menyulitkan untuk saya karena saya alergi terhadap air mata, liur, dan keringat saya sendiri," kata Tessa seperti dikutip dari LAD Bible pada Jumat (29/11/2019).
Advertisement
Bahkan, dia tidak bisa banyak bergerak dan harus menghindari aktivitas fisik. Ini juga menghalanginya untuk pergi ke universitas karena seringkali, dia mengalami migrain, demam, dan ruam yang membuatnya sulit berkonsentrasi.
Apa yang dikonsumsi Tessa pun juga bisa mempengaruhi kondisinya. Seringkali, dia mengalami nyeri otot dan mual setelah mengonsumsi makanan dengan banyak air seperti buah dan sayuran.
"Bahkan air minum bisa menyebabkan luka di lidah saya."
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Tidak Ada Obat Penyembuhnya
Ruam di tubuh Tessa mulai terlihat di usia delapan tahun. Orangtuanya mengira dia alergi sabun tertentu. Namun, mereka baru menyadari bahwa ada yang kondisi tersebut bukan alergi biasa.
Awalnya, Tessa meminum tablet obat alergi untuk meringankan kondisinya. Namun seiring bertambahnya usia, masalah itu menjadi lebih kompleks.
Saat ini, ia mengonsumsi sembilan tablet agar kondisi itu tidak muncul. Bahkan di beberapa kesempatan, dia juga meminum 12 obat. "Memiliki aquagenic urticaria terkadang bisa menjadi permainan mental. Sulit untuk minum begitu banyak tablet setiap hari dan tahu bahwa itu tidak benar-benar akan berhenti," katanya.
Dokter mengatakan bahwa tidak ada obat untuk kondisi tersebut. Namun, Tessa tidak membiarkan alergi langkanya menghalangi seluruh hidupnya.
"Saya selalu bertekad untuk mandiri dan meninggalkan kota asal untuk kuliah," katanya.
Advertisement