Sukses

Cek Fakta Kesehatan: Ibu dengan Puting Datar, ASI Sulit Keluar?

Kasak kusuk seputar puting rata biki ASI seret keluar kerap membuat calon ibu tidak percaya diri lebih dulu sebelum mencoba. Cek fakta kesehatan terkait hal itu di sini.

Liputan6.com, Jakarta Tidak semua ibu memiliki puting yang menyembul. Bagi ibu dengan puting datar dan melesak masuk ke dalam kadang suka cemas apa nanti saat anak lahir produksi Air Susu Ibu (ASI) lancar atau tidak.

Kabar yang tidak jelas dari kiri dan kanan termasuk tetangga dan saudara tentang bentuk puting yang disebut-sebut memengaruhi produksi ASI terkadang membuat membuat calon ibu putus asa duluan sebelum menyusui. Namun, apa iya wanita dengan puting rata membuat ASI sulit keluar?

Tim Health-Liputan6.com beberapa waktu lalu berkesempatan bertemu dengan dokter sekaligus konselor laktasi Ameetha Drupadi. Menurutnya, bentuk puting seorang wanita itu sebenarnya terkait dengan faktor bawaan lahir dan genetik. Sama seperti rambut, ada yang lurus, berombak dan keriting. Begitu juga dengan puting ada yang menyembul, rata dan masuk ke dalam. Sehingga, apapun bentuk puting ibu seharusnya tidak masalah dalam menyusui.

"Sebenarnya kalau menyusui itu apapun bentuk nippple-nya itu enggak jadi masalah," kata Ameetha di Jakarta Pusat.

Ditekankan oleh Ameetha bahwa kesuksesan ASI bisa keluar itu asalkan bayi menyusu langsung ke ibu. Lalu, pastikan perlekatan yang tepat yakni pada areola, bukan hanya puting saja.

"ASI itu kan salurannya banyak di atas areola itu. Jadi, kalau nyusu di areola, ASI akan deras. Jadi, memang harus dari areola sih netekinnya," tutur wanita yang berpraktik di Mayapada Hospital Jakarta Selatan ini.

Pada perempuan dengan puting datar, teknik menyusui yang akan disarankan salah satunya cross cradle. "Jadi, tangan yang satu megang bayi dan tangan satunya lagi mengarahkan payudara masuk ke mulut bayi."

 

2 dari 3 halaman

Perlukah Alat Penunjang Pembentuk Puting?

Ameetha menuturkan memang ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar puting bisa menyembul keluar. Salah satunya dengan penggunaan nipple former yang bisa dilakukan sejak saat hamil usia 28 minggu.

"Nipple former ini tidak menarik puting tapi cuma membentuk saja. Diharapkan saat lahir puting agak menonjol dibandingkan tidak pakai alat ini," katanya.

Lalu, saat bayi sudah lahir, bisa juga dibantu dengan nipple puller. Ada yang dijual di pasaran tapi bisa juga memanfaatkan alat suntik.

Meski begitu, Ameetha juga menekankan bahwa bagi ibu yang kesulitan mendapatkan alat bantu itu tidak perlu khawatir. Asalkan usai bayi lahir lalu melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) lalu bayi menyusu langsung, ASI bisa keluar.

Bahkan, bila bayi sudah menyusu langsung, puting ibu bisa menonjol keluar. "Yang efektif membentuk putin itu isapan bayi, bayi seminggu aja menyusu, udah nongol enggak mendelep (putingnya)," tutur Ameetha. 

3 dari 3 halaman

Pastikan Ibu Juga Bahagia

Selain menyusu langsung dengan perlekatan yang tepat, emosi bahagia ibu punya peran besar terhadap kesuksesan keluarnya ASI. Dia mengingatkan bahwa ada dua hormon yang berpengaruh terhadap ASI yakni prolaktin untuk memproduks ASI dan oksitosin unuk mengeluarkan ASI.

"Hormon oksitosin ini berhubungan dengan happy atau cinta. Maka selama ibu happy, tidak stres, ASI akan keluar," katanya semangat.