Liputan6.com, Cengkareng Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Klas I Bandara Internasional Soekarno Hatta mengawasi penumpang pesawat dari negara-negara yang tengah menderita penyakit tertentu, saat tiba di terminal. Hal ini merupakan langkah pencegahan persebaran penyakit menular dari negara lain.
Bahkan bagi penumpang satu negara tertentu, pengawasan sudah dilakukan sejak dari atas pesawat. Sebelum turun, para penumpang termasuk bila ada WNI yang menumpang pesawat dari negara tersebut, harus mengisi keterangan bila dia dalam keadaan sehat atau health declare.
Baca Juga
"Itu penerbangan dari Filipina, karena di sana marak polio. Jadi saat tiba akan mengisi health declare, apakah dia sehat atau tidak, kemudian akan tinggal berapa lama di Indonesia," ujar dr Anas Ma'aruf, Kepala KKP Klas I Bandara Soetta, saat ditemui awak media di Terminal 2, Rabu (10/12/2019).
Advertisement
Kalau memang penumpang dalam keadaan sakit, maka akan dipisahkan guna pemeriksaan lebih lanjut.
Â
Waspada MERS
Penerbangan dari negara lain yang juga mendapat pengawasan ketat oleh KKP adalah Arab Saudi. KKP mewaspadai agar virus MERS atau flu onta dari negara tersebut tidak masuk ke Indonesia. Para WNI yang baru pulang haji atau umroh dan WNA yang bepergian dari negara kilang minyak itu perlu menjalani screening awal sebelum masuk pengecekan Imigrasi.Â
Screening suhu tubuh itu dapat terpantau langsung menggunakan layar, juga dipasang sebelum memasuki keimigrasian Bandara Soetta.
"WHO juga melaporkan, belakangan ini ditemukan kasus-kasus baru tentang penyakit yang bisa terbawa ketika sepulang dari sana. Maka penting melakukan pantauan jemaah pulang dari umroh atau haji," kata Anas.
Lalu, WHO juga menyatakan imbauannya agar mewaspadai wabah Ebola dari Afrika.Â
Â
Advertisement
Pengawasan terhadap penerbangan internasional
Menurut Anas, kewaspadaan dalam bentuk pengawasan sebenarnya wajib dilakukan pada penerbangan internasional.
"Itu ada aturannya, hanya saja kalau sudah ada warning dari WHO pada negara tertentu terkait wabah penyakit, maka petugas akan lebih waspada," katanya.
Meski begitu, Anas mengaku belum pernah ada Warga Negara Asing (WNA) yang dipulangkan lantaran mengidap penyakit menular. Sebab, bila terdeteksi suhu tubuh meninggi, maka akan dibawa ke klinik KKP untuk pengecekan darah.