Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto, mengatakan bahwa salah satu tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi bonus demografi beberapa tahun mendatang adalah penyakit tuberkulosis (TB).
Terawan menilai bonus demografi sebagai kesempatan emas karena negara ini akan memiliki jumlah penduduk usia produktif jauh lebih besar dibandingkan usia tidak produktif. Momentum ini perlu disikapi dengan tepat agar menjadi peluang besar dalam mencapai cita-cita Indonesia menjadi negara maju.
Baca Juga
Langkah pertama yang perlu dilaksanakan dengan membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul guna terwujud SDM yang sehat, bermutu, produktif, berdaya saing tinggi, dan terbebas dari penyakit termasuk tuberkulosis.
Advertisement
"Sayang sekali sampai saat ini tuberkulosa (tuberkulosis/TB) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Dan sebagian besar pasien tuberkulosis berada pada golongan usia produktif," kata Terawan di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 10 Desember 2019.
"Kondisi ini merupakan tantangan yang harus kita hadapi dan atasi bersama dalam mewujudkan sumber daya manusia yang unggul di Indonesia maju 2045," Terawan menambahkan.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Kerja Sama Berantas TB
Penanggulangan tuberkulosis, lanjut Terawan, tidak mungkin dapat diselesaikan dari pihak sektor kesehatan saja. Sebab, TB pun berdampak buruk bagi sosial, ekonomi, dan kesehatan tidak hanya pada pasien, keluarga tapi seluruh masyarakat Indonesia.
"Dalam menangani masalah tuberkulosis bukan hanya masalah pasien dan keluarganya saja, akan tetapi juga masalah kita semua karena tuberkulosis dapat menular," katanya.
Menurut Terawan keberhasilan mencapai eliminasi tuberkulosis pada 2030 merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
"Keberhasilan ini dapat dicapai jika peran serta seluruh jajaran lintas sektor di pusat dan daerah serta dukungan seluruh lapisan masyarakat dapat dimobilisasi atau didayagunakan secara optimal," kata Terawan.
Â
Advertisement