Sukses

Kentut Pria Uganda Dikabarkan Bisa Bunuh Nyamuk Ternyata Hoaks

Seorang pria di Uganda dikabarkan bisa membunuh nyamuk dengan kentutnya. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta Joe Rwamirama, pria asal Kampala, Uganda mengklaim dirinya sebagai pria yang mampu membunuh nyamuk dan serangga lain hanya dengan kentutnya. Berita ini rupanya adalah sebuah hoaks yang dibuat oleh situs berita parodi dan satir.

Dalam hoaks tersebut, pria berusia 48 tahun itu mengatakan bahwa para peneliti sedang melakukan studi terhadap kentutnya yang diklaim bisa membunuh nyamuk. Selain itu, laporan menyebutkan pekerja serabutan ini "menyelamatkan" desanya dari malaria.

"Dia dihormati orang-orang di sekitarnya dan hanya akan kentut ketika ada nyamuk yang membawa malaria di sekitarnya. Kentutnya menyingkirkan penyakit ini," ujar tukang cukur dalam berita tersebut yang bernama James Yoweri seperti dikutip dari The Sun pada Jumat (13/12/2019).

Dalam cerita tersebut, Joe mengatakan bahwa tidak ada satupun nyamuk yang bisa berada di sekitarnya.

"Saya makan makanan biasa seperti orang lain, tetapi tidak ada satu pun serangga yang hinggap di kaki saya, bahkan lalat pun tidak."

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Ternyata Hoaks

Ternyata, cerita ini adalah hoaks. Dikutip dari laman cek fakta Snopes, kabar ini bahkan menyebar ke beberapa media di dunia.

Cerita tentang Rwamirama pertama kali muncul pada 9 Desember di situs Ihlayanews. Dalam laman tersebut, tertulis dalam bahasa Afrika: "nuusparodie waarvan jy hou" atau "parodi berita yang Anda sukai."

"Unggahan di halaman dan situs web ihlayanews.com mungkin mengandung jejak kebenaran. Kami melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan artikelnya benar-benar fiksi. Semua artikel di situs web kami ditujukan untuk pemirsa dewasa dengan selera humor yang gelap," tulis laman tersebut dalam halaman Facebooknya.

Selain itu, foto yang tertera merupakan gambar yang diambil di Republik Demokratik Kongo dan dipublikasikan di Reuters pada July 2019.

Keterangan asli untuk foto itu adalah: “A health worker checks the temperature of a man as part of the ebola screening upon entering the General Hospital in Goma, Democratic Republic of Congo, July 15, 2019.”