Liputan6.com, Jakarta Demi kesiapan menghadapi bencana alam, ada permainan menarik dalam gelar acara Workshop Psikososial Support Pertamedika IHC beberapa waktu silam. Tujuannya mengajak para peserta mengenali bencana alam yang terjadi di Indonesia dengan gejalanya serta langkah menghadapinya.
Psikolog Irene Sirait mengungkapkan, permainan yang diikuti peserta termasuk bagian dari simulasi respons bencana alam, baik sebelum dan setelah bencana.
Advertisement
Permainan ular tangga
Para peserta dibagi menjadi dua kelompok. Kemudian dikumpulkan pada satu area yang sudah tersedia permainan ular tangga.
Dengan memilih beberapa perwakilan pada masing-masing kelompok, permainan ular tangga dimulai dengan melempar dadu. Lantas menentukan langkah dari setiap peserta di papan kotak ular tangga.
"Setiap kotak yang berisi seputar pertanyaan materi tentang psikososial support bencana, seperti persiapan menjadi relawan dan hal-hal apa saja sebelum berangkat ke daerah bencana. Jika berhasil menjawab, maka peserta satu tim boleh melempar dadu untuk melaju ke langkah berikutnya," ujar Irene sesuai keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Minggu (15/12/2019).
"Tim yang pertama mencapai kotak tangga teratas dengan menjawab semua pertanyaan soal bencana alam memenangkan permainan."
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Amazing Race
Permainan ini melibatkan seluruh peserta yang dibagi menjadi dua kelompok. Setelah berkumpul, para peserta diajak mengumpulkan petunjuk-petunjuk yang tersebar secara tersembunyi di area ruangan pelatihan.
Petunjuk berupa kartu mengandung informasi tentang alat-alat penunjang pribadi yang harus dibawa oleh para responder bencana.
"Misalnya, pakaian, alat mandi, dan powerbank. Setelah mengumpulkan kartu yang tersebar di setiap sudut ruangan, perwakilan kelompok mempresentasikan kegunaan dan fungsi dari alat masing-masing," Irene melanjutkan.
Advertisement
Simulation Debriefing
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu mengikuti simulasi terjadinya bencana dalam bentuk bermain peran (role play).
Beberapa peserta di kelompok menjalankan peran seperti sebagai balita, ibu hamil, dan lanjut usia (lansia), yang mana butuh pertolongan maksimal.
"Simulasi ini mengutamakan kerjasama dan tim dari setiap kelompok dalam membantu setiap penyintas (sebutan untuk korban) saat bencana. Yang paling utama, orang yang lebih membutuhkan perlakuan yang berbeda," ujar Irene, yang juga penggiat humanitarian dari Pulih @ The Peak.