Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan Malaysia bekerja sama untuk berkolaborasi dalam riset terkait neurosains atau ilmu yang mempelajari tentang sistem saraf. Salah satu alasannya adalah terkait miripnya masalah kesehatan yang dialami oleh kedua negara.
Kerja sama ini didukung oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia Bambang Brodjonegoro.
Baca Juga
Kolaborasi ini sejalan dengan rencana kami untuk mengembangkan riset dan inovasi di Indonesia," kata Bambang saat pertemuan pakar neurosains dalam Indonesia-Malaysia Neuroscience Research Collaboration Meeting di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta pada Jumat kemarin, ditulis Senin (16/12/2019).
Advertisement
Dikutip dari pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Bambang mengatakan bahwa Indonesia dan Malaysia memiliki isu kesehatan yang tidak berbeda jauh.
"Selain keduanya sama-sama berada di ASEAN, keduanya juga termasuk ke dalam negara tropis. Tentunya dengan kesamaan ini, diharapkan kolaborasi riset tersebut tersebut dapat memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang terkait dengan neurosains," kata Bambang.
Â
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Dorong Riset untuk Pencegahan dan Penanganan Penyakit
Indonesia masih memiliki masalah kesehatan dan penyakit baik yang menular serta tidak. Maka dari itu, dibutuhkan penelitian dan riset mendalam untuk menemukan penangkal serta pencegah dari berbagai isu tersebut.
Riset haruslah didorong secara optimal baik untuk tindakan preventif maupun kuratif.
"Dari kami, intinya adalah ingin mendorong kolaborasi riset dan inovasi. Tidak hanya kolaborasi antar negara, tetapi juga kolaborasi antar institusi di Indonesia," Bambang melanjutkan.
Indonesia-Malaysia Neuroscience Research Collaboration Meeting sendiri merupakan pertemuan para pakar neurosains Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Neuroscience Institute serta Basic Neuroscience Council-Malaysia Society of Neurosciences, Malaysia.
Bambang mengatakan, ke depannya, pola yang dianggapnya ideal ini akan dikembangkan tidak hanya terkait kedokteran saja, namun juga dalam bidang di luar kedokteran.
Advertisement