Sukses

Cek Fakta Kesehatan: Air Nanas Panas untuk Obat Kanker, Hoaks

Pekan lalu beredar pesan melalui Whatsapp Group yang mengaitkan konsumsi air nanas panas dengan pengobatan kanker.

Liputan6.com, Jakarta Pekan lalu beredar pesan melalui WhatsApp Group (WAG) yang mengaitkan konsumsi air nanas panas dengan pengobatan kanker. Tak hanya itu, beberapa nama tenaga medis pun ikut dicantumkan di dalamnya seperti Profesor Khairul Huseinn dan DR. dr. Rahyussalim, SpOT. 

Berikut isi pesan tersebut:

Air Nanas panas

tolong sebarkan !! tolong sebarkan !!

Profesor Khairul Huseinn dari Rumah Sakit Umum Angkatan Darat Jakarta menekankan bahwa jika setiap orang yang menerima buletin ini dapat meneruskan sepuluh salinan kepada orang lain', pasti setidaknya satu kehidupan akan diselamatkan ...

Saya telah melakukan bagian saya, semoga Anda juga dapat membantu bagian Anda. terima kasih!

Air nanas panas bisa menyelamatkan Anda seumur hidup

Lihatlah lagi, lalu beri tahu yang lain,

Sebarkan cinta keluar!

Nanas panas ~ dapat membunuh sel kanker!

Potong 2 hingga 3 serpihan nanas tipis dalam secangkir, tambahkan air panas, itu akan menjadi "air alkali", minum setiap hari, itu baik untuk siapa saja.

Air nanas panas melepaskan zat anti kanker, yang merupakan kemajuan terbaru dalam pengobatan kanker yang efektif di bidang medis.

Sari buah nanas panas memiliki efek untuk membunuh kista dan tumor. Terbukti untuk memperbaiki semua jenis kanker.

Air nanas panas dapat membunuh semua kuman dan racun dari dalam tubuh akibat dari alergi

Jenis pengobatan dengan ekstrak nanas hanya menghancurkan sel-sel ganas, itu tidak mempengaruhi sel-sel sehat.

Selain itu, asam amino dan polifenol nanas dalam jus nanas dapat mengatur tekanan darah tinggi, efektif mencegah penyumbatan pembuluh darah dalam, menyesuaikan sirkulasi darah dan mengurangi pembekuan darah.

Setelah membaca, beri tahu yang lain, keluarga, teman, sebarkan cinta! Jaga kesehatan Anda sendiri.

(DR. dr. Rahyussalim, SpOT) FK UI

Saksikan juga video menarik berikut:

2 dari 3 halaman

Penelusuran Fakta

Tim Health Liputan6.com melakukan penelusuran fakta terhadap pesan tersebut. Kami mencoba menghubungi salah satu nama yang tercantum dalam pesan. 

Melalui sambungan telepon, DR. dr. Rahyussalim, SpOT mengonfirmasi bahwa ia tak pernah membuat pesan tersebut. Bahkan ia mendapat kiriman pesan serupa dari rekannya. 

"Nama saya dicantumkan oleh orang lain," ujar dr Rahyussalim, pada Senin (16/12/2019).

"Entah itu ada orang iseng atau apa," tambahnya. 

Jika dicermati, memang ada kejanggalan dalam pesan tersebut. Dr dr Rahyussalim adalah seorang dokter spesialis orthopedi konsultan tulang belakang. Sementara, isi pesan yang disebarkan lewat WAG itu bukan membahas mengenai kesehatan tulang. 

 

3 dari 3 halaman

YKI: Sama Sekali Enggak Betul

Selanjutnya, kami pun mengonfirmasi khasiat air nanas panas untuk mengobati kanker pada ahlinya. Health-Liputan6.com bertanya pada Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof DR. Dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, KHOM, FINASM, FACP.

Dengan sigap, pria yang karib disapa Prof Aru menyanggah isi pesan tersebut. Menurutnya, pesan yang disebarkan itu bohong belaka. Bahkan ia pun menyebut, pesan serupa yang mencantumkan tanaman berbeda seperti misalnya jengkol, petai, atau pun mentimun yang disebut-sebut bisa mengobati kanker mudah ditemukan di media sosial. 

"Sama sekali enggak betul. Dan, kadang-kadang walaupun (mencantumkan sumber) dari luar negeri, itu beberapa zat itu diteteskan ke sel kanker di laboratorium, sel kankernya mati. Lalu, mereka bilang bisa untuk ngobatin, padahal sama sekali enggak," jelas Prof Aru.

Terkadang, oknum penyebar pesan hoaks kesehatan itu menemukan kesamaan kandungan zat tertentu dalam obat dan buah lantas secara gegabah mengatakan buah terebut bisa menjadi obat.

"Kadang-kadang kandungan yang dicantumkan itu, ada kandungan X dalam obat kanker lalu dalam buah-buahan juga ditemukan kandungan sejuta X, mereka bilang sudah bisa," lanjut Prof Aru. 

Meski begitu, Prof Aru tidak berkeberatan kalau orang yang sedang berobat kanker mengonsumsi buah-buahan. "Nah itu, komplimenter, menunjang agar badannya lebih sehat dan pasti ada manfaatnya."

Â