Liputan6.com, Jakarta Masalah syarat terjepit di leher mengintai masyarakat modern saat ini. Ketergantungan para milenial dalam menggunakan teknologi smartphone, laptop dan komputer untuk bekerja maupun berkomunikasi dapat mengganggu kesehatan tubuh bagian leher.
Posisi leher yang salah saat menggunakan perangkat elektronik dapat memicu terjadinya nyeri pada tengkuk atau leher serta kesemutan yang menjalar dari bahu hingga tangan yang terkadang dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca Juga
Upaya Berkelanjutan BRI Mendukung Kelompok Usaha Tanah Miring di Merauke Lewat Pemasar Mikro
Cerita Mantri BRI Agustina Etwiory Dedikasikan Hidupnya untuk Majukan Ekonomi Desa di Merauke
Konsisten Berdayakan Peternak Sapi Perah Rakyat, PT Nestlé Indonesia Raih Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Salah satu penyakit yang sering dialami oleh pekerja yang menggunakan laptop atau komputer adalah HNP (Herniated Nucleus Pulposus). Keadaan ini merupakan penonjolan bantalan sendi daerah leher yang dapat menyebabkan terjadinya jepitan syaraf leher.
Advertisement
Gejala Syaraf Terjepit
Gejala syaraf terjepit di leher meliputi nyeri pada tengkuk atau bagian belakang kepala, nyeri pada belikat, kesemutan yang menjalar dari leher ke tangan, baal di tangan, atau bahkan hingga kelemahan pada bahu, siku, maupun jari.
Pada tahap jepitan yang lebih lanjut, dapat ditemukan keluhan "myelopathy" meliputi gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi gerak halus (seperti mengancing baju, menggunakan sendok, sering menjatuhkan barang), hingga kelumpuhan.
Cara Mengatasi Syarat Terjepit di Leher
Secara umum ada dua cara mengatasi HNP cervical atau syaraf terjepit di leher yakni terapi konservatif (tanpa operasi) dan operasi.
Terapi Konservatif
Terapi konservatif harus diusahakan terlebih dahulu selama 4-6 minggu, karena 80 persen gejala syaraf terjepit dapat hilang dengan terapi konservatif yang meliputi obat, fisioterapi, akupuntur, injeksi, dan perbaikan posisi kerja.
Operasi Teknik Endoskopi
20 Persen kasus syaraf terjepit perlu tindakan operasi. Indikasi operasi pada kasus ini antara lain jika terapi konservatif sudah gagal, nyeri yang ditimbulikan sangat hebat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, sudah terjadi kelemahan anggota gerak atas, dan/atau terdapat gejala myelopathy.
Pilihan operasi pada syaraf terjepit bermacam-macam. Saat ini dengan perkembangan teknologi kedokteran, operasi syaraf terjepit dapat dilakukan dengan teknik endoskopi yang disebut dengan Percutaneous Endoscopic Cervical Decompression (PECD), yang dapat dilakukan dari depan leher (anterior) atau pun dari belakang leher (posterior) tergantung lokasi tonjolan bantalan sendi.
Teknik endoskopi merupakan teknik minimal invasive yang hanya memerlukan sayatan kecil sekitar 6mm, menggunakan alat endoskopi berupa tabung yang dihubungkan dengan kamera dan monitor. Sehingga syaraf dapat terlihat sangat jelas, waktu operasi singkat sekitar 30 menit, dapat dilakukan secara one day care atau tanpa rawat inap, dan waktu untuk kembali beraktivias kembali sangatlah singkat.
Teknik endoskopi juga dianggap lebih aman dan mampu meminimalisir risiko terjadi kelumpuhan yang selama ini banyak dikhawatirkan pasien syaraf terjepit.
Konsultasi Poli Ortopedi dan Traumatologi
Untuk informasi lebih lanjut mengenai gejala dan cara penanganan syaraf terjepit ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi dan traumatologi. Salah satu dokter yang bisa Anda kunjungi adalah dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K) Spine di Rumah Sakit EMC Tangerang. Dokter Harmantya adalah dokter spesialis yang berpengalaman dalam melakukan bedah orthopedi dan traumatologi yang berpraktik pada hari Senin dan Selasa pukul 15.00 – 17.00 Wib.