Liputan6.com, Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar kegiatan Apresiasi Duta Generasi Berencana (GenRe) dan Jambore Ajang Kreativitas Remaja (ADU JAK GenRE) tingkat nasional 2019 di Hotel Ciputra, Jakarta Barat pada Senin malam, 16 Desember 2019.
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo Sp.OG(K) yang dijuluki sebagai Ayah GenRE mengaku sangat berbahagia bisa bertemu dengan Duta GenRE dan remaja dari 34 provinsi di Indonesia.
Baca Juga
"20 tahun lagi, adik-adik yang akan memimpin bangsa kita ini. Pasti ada yang kelak menjadi gubernur, menteri, presiden, dan bupati. Saya merasa luar biasa bisa bertemu dengan adik-adik," kata Hasto Wardoyo.
Advertisement
Menurut Hasto, duta GenRE adalah remaja yang luar biasa, yang kelak akan tumbuh menjadi generasi berkualitas, "Karena untuk kita bisa menuju Indonesia yang maju, tentu masyarakatnya harus berkualitas."
Lebih lanjut, GenRE berisikan calon-calon pasangan usia subur yang akan membentuk keluarga. Dengan bekal yang mereka dapat selama menjadi GenRE, diharapkan dapat membentuk keluarga yang sejahtera, damai, dan tentram.
Sebab, menurut Hasto Wardoyo, tanpa ada keluarga yang tenteram, mustahil bisa melahirkan anak-anak yang unggul dan berkualitas.
"Saya yakin ketika besok pasangan suami istri itu pernah menjadi duta GenRE dan pernah berkecimpung di Genre, keluarganya menjadi keluarga yang tenteram dan bahagia," katanya.
"Saya optimistis karena Anda menguasai tentang bagaimana membina keluarga yang baik," Hasto Wardoyo melanjutkan.
Â
Banyak Wanita Kehilangan Kesempatan karena Hamil di Luar Nikah
Pada kesempatan itu Hasto Wardoyo mengingatkan bahwa hampir 600.000 lebih wanita di dunia kehilangan kesempatan disebabkan hamil di luar nikah. Gara-gara itu mereka harus berhenti sekolah, yang kemudian membuat mereka kehilangan kesempatan untuk menjadi generasi yang unggul.
"Oleh karena itu saya senang sekali jika ada di antara kita menjadi konsultasi teman-teman sebayanya mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Saya titipkan kepada GenREÂ yaitu tentang masalah pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas," ujarnya.
Hasto, mengatakan, penting sekali mengetahui tentang kesehatan reproduksi. Sebelum memutuskan untuk menikah, pastikan tahu cara mempersiapkan agar anak-anaknya menjadi anak yang sehat. Dan, perlu digarisbawahi bahwa berapa lama proses pembuahan itu terjadi.Â
"Apakah cukup 1.000 hari sejak pembuahan? Tidak. Ternyata sel telur sperma harus 100 hari sebelumnya bahkan 200 hari sebelumnya disiapkan," katanya.
Berdasarkan bukti-bukti dari sejumlah jurnal, lanjut Hasto, embrio yang berkualitas bagus adalah yang sperma dan sel telurnya disiapkan 100 sampai 200 hari sebelum pembuahan.
"Sehingga bagi saya tidak cukup 1.000 hari, harus plus 100 hari atau bahkan 200 hari," kata Hasto.
Tak lupa Hasto pun mengingatkan agar para remaja tersebut dapat mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Penting bagi orangtua untuk selalu berkomunikasi dengan buah hatinya, agar tidak terjerumus ke hal yang sama.Â
"Banyak orangtua yang kaget karena komunikasi dengan anaknya tidak nyambung disangkanya anaknya itu baik-baik saja ternyata hamil," Hasto Wardoyo menekankan.
Advertisement