Sukses

Era Revolusi Industri 4.0, Pasien dan Dokter Terhubung dengan Layanan Kesehatan

Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menyampaikan, memasuki era Revolusi Industri 4.0, penggunaan teknologi kesehatan harus mempermudah pasien.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menyampaikan, memasuki era Revolusi Industri 4.0, penggunaan teknologi kesehatan harus mempermudah pasien.

"Pasien bisa mudah mengakses langsung layanan kesehatan. Contohnya, klinik yang didesain sesuai era 4.0. Adanya fasilitas kesehatan ini memberikan pelayanan terbaik pada pasien. Dokter juga bisa memanfaatkan teknologi dengan baik," ujar Daeng saat konferensi pers Signing Ceremony Clinic Pintar IDI di Bunga Rampai Restaurant, Cikini, Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Selain pelayanan kesehatan terhadap pasien, hal lain yang menjadi perhatian di era 4.0 adalah sumber daya manusia profesional dokter. Bagaimana dokter dapat bertahan dengan mengelola klinik, terutama dokter yang mengemban tugas mengembangkan klinik.

Mahir Kelola Pelayanan Kesehatan

Dalam memberikan pelayanan kesehatan, dokter tidak hanya cukup bekal mahir untuk melakukan pemeriksaa (medical service) dan pengobatan (clinical service). Tapi dokter dituntut mahir mengelola corporate manajemen.

"Corporate manajemen berarti mahir juga mengelola keuangan dan administrasi pelayanan kesehatan yang baik. Branding yang baik juga," Daeng menambahkan.

"IDI memandang penting, dokter dibekali dengan kemampuan tersebut. Proses belajarnya kan lama. Nah, yang cepat kami bersama-sama berkolaborasi praktik mengelola pelayanan kesehatan namanya Klinik Pintar IDI kerjasama dengan Medigo."

Medigo adalah startup kesehatan yang fokus mendigitalisasi rumah sakit dan klinik. Klinik Pintar IDI baru akan hadir pada 2020 mendatang.