Liputan6.com, Bandung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tengah memetakan wilayah yang perlu tersedia vaksin antibisa ular. Pasalnya, kejadian penemuan ular yang menyerang ke pemukiman penduduk masih sebatas di lokasi wilayah tertentu.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, pemetaan serum antibisa ular dilakukan agar penyebaran lebih efektif dan efisien. Nantinya, sebut Terawan, penyebaran vaksin antibisa ular di lokasi yang memiliki populasi ular beracun.
“Ya kita petakan dimana saja. Jangan sampai kita salah naruh antibisa ular di tempat yang tidak ada ularnya, yang ada uletnya, celaka. Jadi di situlah kita harus efisien dan di sinilah tujuan saya datang. Memetakan, mengecek dimana sih yang paling terancam, yang terancam ya kita siapkan,” kata Terawan saat berkunjung ke RS Hasan Sadikin, Bandung, Senin, 23 Desember 2019.
Advertisement
Terawan mengatakan Jawa Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang tengah dipetakan lokasi terjadinya serangan ular ke penduduk. Kasus penemuan dan penyerangan ular di pemukiman penduduk, sebut Terawan, lebih condong hanya di beberapa titik lokasi saja.
Ular memiliki kriteria habitat tersendiri. Apabila pemukiman penduduk dianggap sesuai dengan kriteria habitat ular, maka dipastikan akan berkembang biak.
“Kan setiap daerah juga tidak semua ular berbisa. Ada ular yang tidak berbisa. Kalau ada ular tidak berbisa, antibisa ularnya untuk apa ? Kami kasih ke tempat-tempat adanya ular berbisa,” ujar Terawan.
Penyebaran serum ini menyusul maraknya ular kobra di sejumlah pemukiman. Kemunculan ular di pemukiman dalam beberapa hari terakhir membuat masyarakat khawatir. Apalagi ditambah dengan beberapa kasus ular kobra menyerang warga.