Liputan6.com, Amerika Serikat Siapa sangka, kehangatan lagu Natal bisa membangkitkan memori pasien demensia. Dalam tahap tertentu, pasien demensia perlahan-lahan kehilangan ingatan, baik mengucapkan kalimat tertentu maupun tindakan yang dilakukan sehari-hari.
Keajaiban lagu Natal mengejutkan dialami Nancy Gustafson, seorang pensiunan penyanyi opera dan seniman yang tinggal di Northwestern University di Illinois, Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
Ketika ia mengunjungi ibunya, Susan Gustafson, yang menderita demensia di pusat perawatan, Nancy sangat terpukul.
"Dia (ibu) duduk di kursi rodanya dengan kepala tertunduk di meja sarapan," kenang Nancy, dikutip dari NPR, Rabu (25/12/2019). "Aku tidak akan pernah lupa.
Ibunya hanya menjawab, "Ya" dan "Tidak" untuk setiap pertanyaan. Bahkan Nancy mengamati kondisinya sang ibu, tidak bisa menggabungkan dua kata. Namun, dendangan lagu Natal direspons cepat sang ibu.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Nyanyikan Lagu Natal
Susan menjalani perawatan di Costa Mesa, California demi memulihkan ingatan. Nancy juga berupaya memperlihatkan foto-foto keluarga dengan harapan itu akan membangkitkan ingatan ibunya.
"Aku memperlihatkan foto-foto keluarga. Tapi dia tidak merespons apapun," ujar Nancy.
Walaupun begitu Nancy selalu mengunjungi ibunya setiap bulan. Selama kunjungan pada Oktober beberapa tahun yang lalu, ia mendapat ide menyanyikan lagu Natal.
Sang ibu diajak duduk di sebelah piano di ruang tamu fasilitas perawatan. Nancy menyanyikan beberapa lagu Natal favorit ibunya. Sebut saja "Hark! The Herald Angels Sing," "Deck the Halls With Boughs of Holly" and "Angels We Have Heard On High."
"Kau tahu, Mama bernyanyi denganku! Dan aku hanya ingin melompat dan berlari untuk memanggil kakakku segera," Nancy menuturkan.
Advertisement
Kekuatan Musik dan Memori
Cerita Susan yang menderita demensia tidak mengejutkan bagi Nina Kraus, peneliti dan ilmuwan saraf dari Laboratorium Neuroscience Auditory di Universitas Northwestern.
"Kenangan yang kita buat, koneksi suara selalu melekat ada," jelasnya. "Yang jadi masalah, apakah bisa mengaksesnya."
Karena hubungan sangat kuat antara sistem memori di otak dan otak pendengaran, yang terekam hanya "suara yang dikenal akan membangkitkan memori."
Sangat umum, kata Nina, musik membangkitkan ingatan yang telah hilang. Ada kekuatan terapeutik musik sebagai pengobatan kepada pasien demensia di banyak tempat. Dan itu adalah subjek bidang penelitian yang berkembang.
"Hasil penelitian kami mengkonfirmasi, memori untuk musik memiliki daya rekam sangat kuat pada otak," jelas peneliti Maria Chait dari University College London Ear Institute.
Tak heran, pasien demensia merespons musik, bahkan bisa ikut menyanyi. Respons terhadap lagu-lagu yang sudah dikenal terjadi jauh lebih cepat dan kuat daripada respons terhadap lagu-lagu yang asing.
"Responsnya dalam sepertiga detik atau 300 milidetik," Maria menekankan.
Selama lebih dari satu dekade, para peneliti menemukan bukti hubungan antara musik dan memori. Misalnya, penelitian yang diterbitkan jurnal Cerebral Cortex pada 2009. Mendengarkan musik bantu orang mengakses ingatan autobiografis dari tahun-tahun sebelumnya.