Sukses

10 Kondisi Medis Teraneh Sepanjang 2019 (1)

Terdapat beberapa kondisi medis yang sangat langka dan tidak banyak yang mengetahuinya. Salah satunya kondisi kencing berwarna ungu.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, atau asma yang familiar di telinga kita. Namun, terdapat beberapa kondisi medis yang tidak biasa di sepanjang 2019.

Dalam tulisan ini, dipaparkan 10 kondisi medis langka dan aneh sepanjang tahun 2019, seperti yang dilansir dari laman Live Science, Jumat (27/12/2019).

1. Urine warna ungu

Bukan kuning, kasus seorang wanita di Prancis ini berbeda. Setelah 10 hari dirawat di rumah sakit, dokter melihat warna urine di tas kateternya berwarna ungu.

Kondisi langka yang dikenal sebagai purple urine bag syndrome ini adalah hasil dari reaksi kimia yang dapat terjadi dalam kantong kateter. Bakteri mengubah bahan kimia dalam urine yang disebut indoxyl sulfate menjadi senyawa berwarna merah dan biru, yang tampak berwarna ungu.

Air kencing berwarna ungi ini bisa jadi menandakan infeksi saluran kemih. Dalam laporan yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine, wanita Prancis itu tidak mengalami infeksi dan perlahan-lahan air seninya dapat kembali normal setelah empat hari peningkatan hidrasi.

2. Kasus darah biru

Kasus ini terjadi ketika seorang wanita muda di Rhode Island, Amerika Serikat memberi tahu dokter bahwa darah dia biru. Ketika dokter mengambil darah dari arteri pasien, darahnya tampak biru tua, bukan merah seperti orang kebanyakan

Dia didiagnosis menderita methemoglobinemia, kelainan darah di mana hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen tidak mampu melepaskan oksigen secara efektif ke jaringan tubuh. Wanita itu dirawat dengan obat bernama methylene blue, yang dapat dengan cepat membalikkan kondisinya. Untungnya, dia tak perlu lama dirawat di rumah sakit.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

3. Mabuk Misterius Bertahun-tahun

Selama enam tahun, seorang pria 46 tahun mengalami mabuk misterius. Selama kejadian tersebut, dia mengalami perubahan mental, termasuk "kabut otak", serta perilaku agresif yang tidak seperti biasanya.

Suatu hari, ia ditangkap karena mengemudi dalam keadaan mabuk dan ditemukan memiliki kadar alkohol dalam darah dua kali lipat dari batas legal. Sementara itu, ia membantah mengonsumsi alkohol.

Akhirnya, dokter mendiagnosis pria itu dengan sindrom auto-brewery (ABS), yang terjadi ketika mikroorganisme di dalam usus memfermentasi karbohidrat menjadi alkohol. Dalam kasus pria itu, dia memiliki strain ragi yang hidup di ususnya, yang mengubah karbohidrat menjadi minuman keras.

Pria ini ditangani dengan antibiotik untuk memusnahkan mikroba mabuk, dan probiotik membantu membangun kembali mikrobioma usus yang sehat.

 

4. Sakit karena Wasabi

Wanita berusia 60 tahun itu menghadiri sebuah pernikahan. Lalu, dia mengonsumsi wasabi dalam jumlah yang besar. Dia pikir makanan berwarna hijau itu avokad. Tak lama usai makan wasabi dalam jumlah yang besar, sekitar beberapa menit kemudian dia merasakan tekanan tiba-tiba pada dadanya.

Keesokan harinya, wanita itu didiagnosis menderita sindrom patah hati, suatu kondisi di mana ruang pemompa utama jantung, ventrikel kiri, membesar dan melemah sehingga tidak memompa dengan baik. Kondisi ini dapat dipicu oleh stres emosional atau fisik. Dalam hal ini, dokter mencurigai bahwa mulut penuh wasabi yang terbakar mungkin telah memicu sindrom ini. Untungnya, wanita itu pulih setelah sekitar satu bulan perawatan dengan obat jantung.

5. Pengerasan batang penis

Pria berusia 63 tahun menjalani rontgen panggul setelah jatuh. Menurut laporan yang diterbitkan dalam September jurnal Urology Case Reports, dokter menemukan terdapat "pengerasan" di sepanjang batang penisnya. Dengan kata lain, penis pria itu berubah menjadi tulang.

Diadidiagnosis dengan osifikasi penis. Kondisi ini sangat jarang, dengan kurang dari 40 kasus yang dilaporkan dalam literatur medis. Osifikasi terjadi ketika garam kalsium menumpuk di jaringan lunak dan menyebabkan pembentukan tulang.

 

Penulis: Lorenza