Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menemui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim untuk membahas materi kesehatan reproduksi di sekolah. Pertemuan keduanya berlangsung di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, kemarin (26/12/2019).
Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Kemendikbud Jakarta Pusat, Hasto berharap BKKBN bisa bekerja sama tentang materi memahami kesehatan reproduksi.
Advertisement
“Kami mengemban tugas dari Presiden yang sangat erat. Tentunya, terkait masalah mempersiapkan generasi yang unggul dari hulu. Dalam hal ini, program keluarga berencana, yakni merencanakan berkeluarga," kata Hasto di hadapan Nadiem sebagaimana keterangan tertulis kepada Health Liputan6.com, Jumat (27/12/2019).
"Akan tetapi, saat ini generasi sekarang banyak yang tidak berkualitas. Salah satunya karena keluarga tidak mempersiapkan diri soal proses reproduksinya. Maka, stunting, kematian ibu dan bayi tinggi. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, (membentuk) keluarga harus dipersiapkan sejak dini.”
Materi kesehatan reproduksi di sekolah dinilai menjadi bekal bagi generasi muda bangsa mempersiapkan diri berumah tangga dan membentuk keluarga kelak. Sehingga, lewat kerja sama yang ada informasi mengenai kesehatan reproduksi, kependudukan, serta persiapan membentuk keluarga bisa masuk ke dalam materi pembelajaran di sekolah.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Rencana Materi Kesehatan Reproduksi
Menyoal kesiapan membentuk rumah tangga, Hasto menerangkan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sudah ke BKKBN beberapa waktu lalu.
"Beliau meminta kami terlibat aktif dalam sertifikasi pranikah. Saat ini juga BKKBN telah memiliki program di sekolah melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja,” tambahnya.
Menanggapi kesehatan reproduksi, Nadiem mengungkapkan kesehatan reproduksi masih kurang dipahami masyarakat. Oleh karena itu, materi kesehatan reproduksi di sekolah dapat lebih dikemas baik agar membuka pemahaman tentang kesehatan reproduksi.
“Saya tahu selama ini program birth control BKKBN banyak digrecokin tokoh masyarakat. Ya, karena adanya misinformasi dan kurangnya pemahaman masyarakat. Misal, birth control tidak boleh digunakan, vaksinasi dibilang haram, dan lain-lain," ujar Nadiem kepada Hasto.
"Jadi, cara terbaik adalah memasukan materi sex education. Nanti rencana akan bagaimana (materi kesehatan reproduksi), apakah semua materinya bisa masuk ke pelajaran. Kemudian akan di bungkus menjadi seperti apa. Hal ini perlu dipersiapkan dengan matang. Sekarang ini materi terkait reproduksi kan disisipkan dalam pelajaran Biologi dan IPA."
Dalam audiensi tersebut, hadir Staf Ahli Bidang Manajemen Kemendikbud Hamid Muhammad, Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani, serta Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN M Rizal Martua Damanik.
Advertisement