Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang seringkali terperangkap pada pemikiran bahwa mengonsumsi nasi, terutama nasi putih dalam proses diet merupakan suatu hal yang salah, dan langsung mencari alternatif karbohidrat yang tepat sebagai pengganti nasi.
Dr. Tirta Sari, Msc, Sp.Gk menjawab pertanyaan ini. Menurutnya, diet itu bukan hanya tentang jenis makanan yang dikonsumsi, tapi juga tentang seberapa banyak jumlahnya.
Baca Juga
“Anda makan kentang, tapi kalau makan kentang dalam jumlah yang berlebihan, Anda akan mendapatkan berat badan yang sama saat anda makan nasi putih,” ujarnya pada Jumat (27/11/2019).
Advertisement
“Jadi diet itu tidak hanya satu poin yang kita pikirkan. Saya menghimbau bahwa tidak ada yang disebut sebagai super food,” tambahnya.
Tirta menjelaskan, superfood hanya terjadi apabila dimakan dalam jumlah yang tepat dan dalam keseimbangan yang benar. Namun, apabila makanan dikonsumsi secara berlebihan, makanan tersebut akan menjadi jahat terhadap tubuh.
Misalnya saja, dengan seseorang yang memuja buah alpukat. Padahal, alpukat adalah sumber lemak. Jadi, apabila terlalu, dapat juga berdampak buruk bagi tubuh.
Simak Video Menarik Berikut:
Kadar glikemik
Jika berbicara tentang karbohidrat, di dalamnya terdapat skala kualitas yang dihubungkan dengan kadar indeks glikemik -- kecepatan menaikan gula darah.
Jadi, dalam hal ini seseorang perlu kecerdasan dalam memilih jenis karbohidrat dengan kadar indeks glikemik yang rendah. Apabila kadar glikemik tinggi, gula darah setelah mengonsumsi karbohidrat akan naik dan turun dengan cepat.
“Dan kalau kadar glikemik jatuh lebih cepat, kita akan menjadi lebih gila lagi dalam hal craving something. Jadi kalau misalkan kita makan donat, kita akan kenyang dalam waktu yang lebih pendek, dan setelahnya kita akan menjadi lebih lapar daripada sebelum kita memutuskan makan donat,” jelasnya, yang ditemui di kantor Liputan6.com.
Intinya, Tirta menekankan pentingnya puas setelah makan. Apabila seseorang tidak puas, maka ia akan kelaparan sepanjang hari. Oleh karena itu, dalam berbicara dengan pasiennya, dr Tirta selalu mendiskusikan makanan apa yang paling disukai, apa yang paling membuatnya kelapran, dan jika pasiennya ingin mengonsumsi nasi, maka ia akan membicarakan cara menggunakan nasi dalam diet.
Tidak harus diganti dengan nasi merah, nasi putih juga dapat pula disiasati dengan mencampurkannya dengan kacang hijau. "Seperti orang korea. Jadi dia campur kacang merahnya sedikit, atau kacang hijau, dan udah banyak produknya," jelas Tirta.
Penulis: Lorenza Ferary
Advertisement