Liputan6.com, Jakarta Diskon spesial Tahun Baru 2020 marak ditawarkan di berbagai pusat perbelanjaan. Sebut saja pakaian, tas, perhiasan, sandal, dan sepatu dengan promo 50 sampai 70 persen.
Tak heran, diskon Tahun Baru tersebut menarik minat konsumen. Namun, diskon belanja nan menggiurkan bisa berujung negatif.
Advertisement
Jika tidak terkontrol, maka perilaku belanja saat Tahun Baru 2020 akan mengarah pada oniomania. Istilah ini memiliki banyak nama, di antaranya kecanduan belanja, kecanduan beli, dan belanja kompulsif atau berlebihan (compulsive buying).
Gangguan terjadi ketika seseorang terus-menerus berbelanja dengan dorongan hati demi menghindari emosi negatif.Â
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Elizabeth Hartney pada laman Verywell Mind, Senin (30/12/2019), pembeli yang kompulsif digambarkan sebagai orang yang memanfaatkan belanja sebagai cara melepaskan diri dari perasaan negatif.
Misal, depresi, kecemasan, bosan, dan marah. "Sayangnya, pelarian itu berumur pendek," tulis Elizabeth.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Alasan Orang Berbelanja Berlebihan
Psikolog April Lane Benson yang menangani compulsive buying disorder (CBD) juga mengungkapkan, berbelanja hanya kepuasan sesaat.
"Rasanya seperti mencari cinta di semua tempat yang salah. Berbelanja tidak akan pernah puas. Tapi memenuhi kebutuhan Anda akan cinta dan kasih sayang yang penting," tambah Lane, dikutip Tech Times.
Ia menyebut alasan orang didera oniomania berbelanja, sebagai berikut:
1. Atasi stres atau sakit emosional
2. Mencari kepuasan instan atau meningkatkan harga diriÂ
3. Cari status
4. Terhubung dengan orang lain
Orang yang mengalami oniomania membeli barang kapanpun saat mereka merasa kosong atau sedih. Akibatnya, seseorang yang menderita kecanduan belanja dapat mengalami masalah keuangan. Akan terjadi pertengkaran hebat dengan orang yang dicintai atau teman.
Advertisement