Liputan6.com, Jakarta - Sindrom sarang kosong mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat, tetapi, sindrom ini benar adanya. Istilah ini biasa digunakan pada orangtua yang memiliki rasa gelisah dan kehilangan karena anak-anaknya menempuh pendidikan atau menikah.
Namun, bisa saja masyarakat tidak memahami dengan benar seperti apa sindrom sarang kosong tersebut. Mungkin saja hal tersebut merupakan proses penyesuaian terhadap situasi baru.
Baca Juga
Seperti yang dilansir dari Health, terapis keluarga, Paul Hokemeyer, PhD., mengatakan bahwa sindrom sarang burung adalah perasaan hampa, gelisah, dan kehilangan yang memenuhi diri Anda setelah anak-anak Anda meninggalkan rumah dan mencari jalan keluar di dunia.
Advertisement
Dalam istilah klinis, sindrom sarang kosong didiagnosis sebagai sesuatu yang disebut "Kelainan Penyesuaian", di mana seseorang merasa kesulitan dalam peralihan keadaan tertentu, seperti kehilangan pekerjaan, perceraian, atau kehilangan orangtua.
Menurut dr. Hokemeyer, di bawah ini adalah gejala-gejala sindrom sarang kosong:
1. Konflik antara Perasaan Senang dan Kehilangan
Selama bertahun-tahun orangtua telah memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Ketika tiba saat mereka benar-benar pergi meninggalkan Anda, orangtua akan dilanda perasaan kesedihan, ketakutan, dan rasa kehilangan yang mendalam.
Saksikan juga video menarik berikut:
2. Pola Tidur dan Mimpi Buruk yang Mengganggu
Menurut dr. Hokemeyer, ketika anak-anak Anda meninggalkan rumah, banyak orangtua mendapati bahwa sistem saraf mereka memiliki reaksi yang kuat dalam kehidupan bawah sadar dan impian mereka.
3. Perasaan Bersalah
Orangtua merasa tidak pernah melakukan yang cukup untuk anak-anaknya. "Kekosongan yang ditinggalkan oleh seorang anak dapat memperburuk perasaan ini," kata dr. Hokemeyer.
Advertisement
4. Berusaha Mengobati Perasaan Kehilangan
Menurut dr. Hokemeyer, sindrom sarang kosong melibatkan perasaan tidak nyaman dan dialami dalam jangka waktu yang panjang. Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, biasanya orangtua memilih untuk menenangkan diri dengan makanan, berbelanja, obat-obatan, dan alkohol.
5. Stres Perkawinan
Berdasarkan lansiran dari Very Well Family, dalam proses membesarkan anak, begitu banyak pasangan suami istri yang menyampingkan hubungan mereka. Ketika anak-anak mereka meninggalkan rumah, Anda berusaha untuk menyelamatkan hubungan Anda dan pasangan. Namun, bisa jadi tidak tahu apa yang harus Anda lakukan sebagai pasangan dan akan banyak ketegangan dalam hubungan tersebut. Oleh karena itu, buatlah hubungan Anda dan pasangan kembali hidup.
Â
Â
Penulis: Salsabila Fauziah Rahman