Liputan6.com, Bandung Sebagian besar wilayah di Indonesia termasuk Jawa Barat sudah memasuki musim penghujan. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus atau hewan lain yakni leptospirosis akibat bakteri Leptospira.
Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Primal Sudjana, menjelaskan bahwa saat musim hujan banyak genangan air ataupun banjir yang menjadi medium penularan penyakit leptospirosis. Bakteri Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit, kulit yang tidak utuh atau selaput mulut atau mata
Baca Juga
Untuk penularan melalui selaput mulut dan mata, sebut Primal, dapat terjadi apabila terciprat air yang terkontaminasi bakteri tersebut.
Advertisement
Saat seseorang terkena leptospirosis yang paling dominan adalah mengeluhkan nyeri otot. Lalu, orang tersebut mengalami demam dan kuning.
"Karena menyebabkan gangguan hati dan mungkin juga dengan pendarahan. Pendarahan biasanya yang paling sering, itu pendarahan lewat saluran kencing, kemerahan. Kemudian kalau memang berlanjut, sering dengan gagal napas. Jadi, ada komplikasi dengan radang paru-parunya," ujar Primal Sudjana di RS Hasan Sadikin, pada Senin, 30 Desember 2019.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut:
Bisa Meninggal
Sebagian besar pasien yang meninggal dunia akibat leptospirosis terjadi karena gagal napas, radang paru dan gagal ginjal. Masyarakat di kawasan rawan banjir yang paling rentan terpapar leptospirosis.
Hampir dipastikan banjir membawa bakteri Leptospira dari sarang tikus ke daera lain melalui air. Tidak hanya di kawasan banjir, kondisi air yang mengalir juga kemungkinan terserang penyakit tersebut sangat tinggi.
“Kan kalau banjir, bakteri Leptospira yang rutin dikeluarkan dari ginjal tikus di sarangnya terbawa oleh air. Nah, kalau banjir kan, banyak juga yang tidak memakai sepatu bot atau pelindung lain. Sama saja kalau terjadi di arus deras, pasti terbawa. Kita tidak tahu kan waktu air mengalir deras, ada benda yang menggores kulit kita. Kalau ada luka, kemungkinan dapat masuk bakterinya,” jelas Primal.
Advertisement
Tikus Penyebab Paling Sering
Tikus yang paling menjadi hewan pengerat paling sering terjadinya leptospirosis. Mengingat tikus banyak berkembang biak di sekitar pemukiman penduduk.
Adanya populasi tikus tersebut kata Primal, adanya sampah organik berupa sisa makanan. Sehingga, jumlah populasi tikus dipastikan akan terus bertambah.
Primal mengingatkan kepada seluruh masyarakat pada musim hujan ini, agar segera membersihkan lokasi tempat tinggalnya terutama genangan-genangan sisa banjir yang dapat pula menyebarkan penyakit kencing tikus tersebut. Apabila terdapat warga yang mengalami demam, maka segera dibawa ke tempat medis terdekat