Liputan6.com, Jakarta Seorang bocah tiga tahun di Singapura dengan pneumonia harus dirawat dan diisolasi usai memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan. Hal tersebut usai ditemukannya penyakit misterius yang menyerang pernapasan di Tiongkok beberapa waktu lalu.
Anak ini dirawat pada hari Sabtu lalu. Dia mendapatkan beberapa pemeriksaan, penilaian, dan perawatan lanjutan.
Baca Juga
Kejar Transisi Energi, PLN EPI Bakal Bangun Ekosistem Green Hydrogen Terbesar di ASEAN
Penyanyi Singapura Regina Song yang Viral di Medsos Akan Tampil di Jakarta pada Januari 2025, Jadi Tur Perdana di Luar Negara Asalnya
Timnas Basket Putra Indonesia Uji Coba Lawan Malaysia Select Team dan Timnas Singapura
Walaupun begitu, Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan pada hari Minggu kemarin bahwa pneumonia yang dialami anak itu tidak terkait dengan penyakit pernapasan di Tiongkok.
Advertisement
"Investigasi epidemiologis, penilaian klinis, dan hasil tes laboratorium dari kasus yang dicurigai, menunjukkan bahwa kasus tersebut tidak terkait dengan gugus pneumonia di Wuhan," tulis Kemenkes setempat seperti dilansir dari Channel News Asia pada Senin (6/1/2020).
Dilaporkan bahwa anak ini sempat melakukan perjalanan ke Wuhan. Walau begitu, dia tidak mengunjungi pasar makanan laut tempat penyakit tersebut muncul.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Tingkatkan Kewaspadaan di Bandara
Kemenkes juga menyatakan bahwa bocah ini bebas dari SARS dan MERS-CoV. Penyakit yang ditakutkan kembali ketika kasus tersebut muncul beberapa waktu lalu.
"Penyebab pneumonianya adalah respiratory syncytial virus," kata Kemenkes. Mereka menambahkan, virus tersebut adalah penyebab umum infeksi saluran pernapasan pada anak-anak.
Singapura juga telah meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap penyakit tersebut. Salah satunya dengan menerapkan pemeriksaan suhu tubuh di Bancara Changi.
Selain itu, pemerintah juga meminta masyarakat tetap waspada dan melakukan hidup bersih. Warga yang memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan harus memantau kesehatan mereka dan diminta memberi tahu dokter apabila merasa tidak sehat.
Hingga 5 Januari, warga Wuhan yang menjadi pasien penyakit yang belum diketahui ini dilaporkan meningkat hingga 59 orang.
Advertisement