Sukses

Bocah Diisolasi Kena Pneumonia, Kemenkes Singapura: Tak Terkait Penyakit di Wuhan

Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan, kasus pneumonia bocah di negara tersebut tidak terkait dengan penyakit misterius di Tiongkok

Liputan6.com, Jakarta Seorang bocah tiga tahun di Singapura dengan pneumonia harus dirawat dan diisolasi usai memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan. Hal tersebut usai ditemukannya penyakit misterius yang menyerang pernapasan di Tiongkok beberapa waktu lalu.

Anak ini dirawat pada hari Sabtu lalu. Dia mendapatkan beberapa pemeriksaan, penilaian, dan perawatan lanjutan.

Walaupun begitu, Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan pada hari Minggu kemarin bahwa pneumonia yang dialami anak itu tidak terkait dengan penyakit pernapasan di Tiongkok.

"Investigasi epidemiologis, penilaian klinis, dan hasil tes laboratorium dari kasus yang dicurigai, menunjukkan bahwa kasus tersebut tidak terkait dengan gugus pneumonia di Wuhan," tulis Kemenkes setempat seperti dilansir dari Channel News Asia pada Senin (6/1/2020).

Dilaporkan bahwa anak ini sempat melakukan perjalanan ke Wuhan. Walau begitu, dia tidak mengunjungi pasar makanan laut tempat penyakit tersebut muncul.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Tingkatkan Kewaspadaan di Bandara

Kemenkes juga menyatakan bahwa bocah ini bebas dari SARS dan MERS-CoV. Penyakit yang ditakutkan kembali ketika kasus tersebut muncul beberapa waktu lalu.

"Penyebab pneumonianya adalah respiratory syncytial virus," kata Kemenkes. Mereka menambahkan, virus tersebut adalah penyebab umum infeksi saluran pernapasan pada anak-anak.

Singapura juga telah meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap penyakit tersebut. Salah satunya dengan menerapkan pemeriksaan suhu tubuh di Bancara Changi.

Selain itu, pemerintah juga meminta masyarakat tetap waspada dan melakukan hidup bersih. Warga yang memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan harus memantau kesehatan mereka dan diminta memberi tahu dokter apabila merasa tidak sehat.

Hingga 5 Januari, warga Wuhan yang menjadi pasien penyakit yang belum diketahui ini dilaporkan meningkat hingga 59 orang.