Sukses

Cari Tahu di Sini, Bedanya Burnout dengan Stres

Mungkin Anda berpikir bahwa burnout sama dengan stres, tetapi ternyata kedua hal tersebut berbeda.

Liputan6.com, Jakarta Burnout atau yang biasa disebut dengan kelalahan tampaknya sudah tidak asing bagi para pekerja. Banyaknya pekerjaan yang tak kunjung terselesaikan menjadi pemicu munculnya gejala burnout. Tak hanya para pekerja saja yang bisa mengalami burnout, tetapi kalangan pelajar pun juga bisa mengalami burnout akibat dari tuntutan akademis yang tidak bisa mereka hadapi dengan baik.

Menurut World Health Organization (WHO), burnout bukanlah kondisi media atau sebuah penyakit, tetapi ini merupakan faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. Burnout didefinisikan dalam 11th Revision of the International Classification of Diseases (ICD-11) sebagai suatu sindrom yang dikonseptualisasikan sebagai akibat dari stres di tempat kerja yang tak kunjung terselesaikan.

Seorang praktisi pemrograman neurolinguistik bisnis dan pelatih kesehatan mental, Tania Diggory juga mengatakan, “Burnout dapat didefinisikan sebagai hilangnya makna dalam pekerjaan seseorang ditambah dengan kelelahan mental, emosional, atau fisik sebagai hasil dari stres jangka panjang yang belum terselesaikan.”

Meskipun begitu, Diggory menambahkan burnout tidak semudah itu disamakan dengan stres.

2 dari 3 halaman

Perbedaan Burnout dan Stres

Dilansir dari Medical News Today menyebutkan bahwa sebuah penelitian dari University of California yang dipimpin oleh Elizabeth Kirby telah menunjukkan jika stres ternyata dapat membantu meningkatkan motivasi seseorang dan meningkatkan kinerja mental mereka dalam jangka pendek.

Berbeda dengan stres, justru tidak ada yang positif dari burnout.

“Perbedaan antara burnout dan stres terkait pekerjaan adalah titik dimana masalah tersebut malah menjadikannya sebagai masalah kesehatan yang serius,” jelas Diggory.

3 dari 3 halaman

Cara Mudah Mencegah Burnout

1. Rutin Berolahraga

Sebagai permulaan, Anda bisa melakukan gym.

Dilansir dari Health yang mengatakan bahwa sebuah penelitian tahun 2017 mengungkapkan bahwa olahraga dapat mencegah gejala burnout.

Jadi diharapkan jangan sampai melewatkan cara yang satu ini.

2. Ambil Cuti

Maddy Cunningham seorang profesor di Sekolah Pascasarjana Layanan Sosial Universitas Fordham di NYC mengatakan jika istirahat seperti biasanya tidak bisa mengatasi burnout, maka coba untuk mengambil cuti untuk melakukan sesuatu yang dapat memanjakan diri.

“Beri dirimu izin untuk melupakan pekerjaanmu,” tambah Cunningham.

3. Negosiasikan Beban Kerja

“Pencegahan dapat dimulai dari tempat kerja,” ujar Kathy Cox, associate proffesor School of Social Work di California State University.

Ia juga menambahkan untuk mendiskusikan harapan pekerjaan Anda dengan atasan. Lihatlah apakah dengan cara menegosiasikan beban kerja dapat lebih bermanfaat dan lebih mengurangi burnout.

4. Prioritaskan Diri Sendiri

Jade De Saussure seorang direktur Public Speaking RISE di NYC mengatakan ada banyak cara untuk mencegah burnout, dimulai dari tidur yang cukup sampai makan makanan yang bergizi. Menciptakan ruang untuk diri adalah hal yang paling penting.

“prioritaskan kesehatan dirimu,” tambah Jade De Saussure.

5. Turuti Kesenangan

Obat burnout yang terbaik ialah kesenangan. Cobalah untuk melalukan beberapa kegiatan yang dapat membuat diri menjadi merasa lebih baik.

Seperti yang dikatakan oleh Jade De Saussure, “saya mencari apa yang membuat saya senang dan apa yang membuat saya tertawa untuk meredakan ketegangan dalam bekerja.”

 

Penulis :  Vina Muthi A.