Liputan6.com, Jakarta - Pelukan secara teratur bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk membantu seseorang tetap sehat. Mulai dari mengurangi stres, hingga kehidupan seks yang lebih baik.
Tiffany Field, Direktur Touch Research Institute di Departemen Pediatri University of Miami School of Medicine, Amerika Serikat melakukan penelitian yang didanai oleh National Institutes of Health, March of Dimes, dan beberapa perusahaan tentang efek terapi alternatif seperti terapi pijat dan pelukan pada kondisi medis dan psikologis.
Baca Juga
Kate Middleton Temukan Kedamaian Lewat Agama di Tengah Perjuangan Melawan Kanker, Kontras dengan Pangeran William
Cara Menggunakan Asam Jawa sebagai Obat Tradisional untuk Menurunkan Kolesterol Jahat dan Trigliserida
Marissa Nasution, Artis Sekaligus VJ Cantik Berdarah Jerman-Batak yang Miliki Profil Mengesankan
Field dan tim Touch Research Institute-nya telah melakukan lebih dari 100 studi tentang pelukan, pegangan tangan, terapi pijat, dan yoga pada orang sehat, dan pada mereka yang memiliki kondisi medis dan kejiwaan.
Advertisement
Dari hasil penelitian tersebut, inilah yang mereka temukan tentang bagaimana tubuh merespons pelukan, seperti yang dilansir pada laman The Healthy, Jumat
Sistem Saraf Rileks
Pada dasarnya, tekanan di sekitar lengan memberi sinyal kepada otak untuk lebih sedikit stres.
"Ketika berpelukan, stimulasi reseptor tekanan di bawah kulit meningkatkan aktivitas vagus," kata Fields.
Pada aktivitas vagus ini, saraf kranial yang memiliki cabang ke beberapa bagian tubuh, mengarah ke sistem saraf yang lebih rileks.
Saksikan Video Menarik Berikut:
Tidur Lebih Baik
Menurut penelitian yang dilakukan oleh National Sleep Foundation (NSF), 63 persen orang Amerika tidur di sisi kasur yang terpisah. Namun, dengan melakukan pelukan kecil sebelum tidur, hanya dengan 10 menit seseorang dapat tidur lebih nyenyak.
Kekebalan Tubuh Meningkat
Sistem saraf, termasuk detak jantung yang lebih rendah dan pola gelombang otak yang lebih santai, dapat membantu seseorang mengurangi dampak pilek.
Sebuah studi tahun 2014 di Psychological Science menemukan bahwa dukungan sosial dalam bentuk pelukan, menyebabkan gejala pilek yang tidak terlalu parah.
"Hormon stres, termasuk kortisol, berkurang dengan sel pembunuh alami yang meningkat," kata Field.
Hormon Bahagia Mengalir ke Seluruh Tubuh
Tingkat oksitosin yang lebih tinggi dikaitkan dengan persepsi yang lebih besar tentang respons dan rasa terima kasih pasangan, menurut sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science.
Oksitosin, yang dikenal penting dalam ikatan antara ibu dan anak, juga dapat berperan dalam ikatan manusia dewasa. Bagi orang yang terlibat pertengkaran, berpelukan dapat membantu meredakan ketegangan, atau setidaknya kemungkinan itu akan memengaruhi suasana hati.
Advertisement
Meningkatkan Mood
"Manfaat bagi orang yang memberikan sentuhan bisa lebih besar daripada orang yang menerimanya," kata Aline Zoldbrod, psikolog sekaligus terapis seks Boston, Amerika Serikat.
"Tubuh kita, yang diprogram untuk menyukai sentuhan, tidak menikmati disentuh oleh orang yang tidak kita sukai, atau orang yang kita takuti," tambahnya.
Mengekspresikan Cinta
Sentuhan fisik adalah salah satu dari The Five Love Languages yang dikatakan oleh Gary Chapman untuk membina hubungan.
“Pengalaman yang konsisten dan baik dengan sentuhan dapat membantu Anda membuat tautan penting yang Anda butuhkan. Anda harus bisa menghubungkan cinta dengan sentuhan, dan sentuhan dengan cinta,” kata Zoldbrod.
Kehidupan Seks yang Lebih Baik
Jantung dan hormon berlomba setelah berhubungan seks. Dalam sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Archives of Sexual Behavior, waktu pelukan yang lebih lama setelah berhubungan dengan kepuasan seksual dan hubungan yang lebih tinggi. Efek ini berlaku untuk kedua jenis kelamin, tetapi sangat kuat untuk wanita.
Memperpanjang Usia
Lebih banyak kasih sayang selama masa kanak-kanak mengarah pada kehidupan yang lebih sehat, lebih lama, menurut sebuah studi 2013 dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences.
Anak-anak yang mengatakan bahwa mereka memiliki jumlah kasih sayang dan cinta yang lebih rendah -- katakanlah, pelukan yang lebih sedikit - lebih berisiko terhadap penyakit jantung di masa dewasa.
Penulis: Lorenza Ferary