Liputan6.com, Jakarta Carolina Reaper, salah satu cabai terpedas di dunia, menjadi sasaran studi dari para peneliti. Dampak buruk setelah makan Carolina Reaper ialah, seseorang akan mengalami sakit kepala menyakitkan layaknya tersambar petir.
"Makan cabai terpedas Carolina Reaper dapat menimbulkan sakit kepala yang dirasakan seperti tersambar petir (thunderclap headache)," kata peneliti Kulothungan Gunasekaran dari Bassett Medical Center di Cooperstown, New York, dikutip NBC News, Jumat (10/1/2020).
Advertisement
Thunderclap headache terjadi akibat hasil terbentuknya kondisi pembuluh darah yang tidak biasa (tidak normal). Kondisi ini disebut sindrom vasokonstriksi serebral reversibel (RCVS).Â
Dari laporan jurnal berjudul, An unusual cause of thunderclap headache after eating the hottest pepper in the world – “The Carolina Reaper", RCVS ditandai penyempitan arteri pembuluh darah serebral multifokal disertai dengan sakit kepala seperti tersambar petir.
Setelah makan cabai terpedas Carolina Reaper, seseorang bisa terkena sakit kepala thunderclap yang datangnya sangat tiba-tiba.
Tanda Perdarahan Otak
Kulothungan dan tim menggambarkan kasus seorang pria berusia 34 tahun yang makan cabai Carolina Reaper dalam sebuah perlombaan.
"Gejala-gejalanya napas kering (dry heaves), tetapi tidak langsung muntah setelah berpartisipasi ikut kontes cabai. Dia makan satu 'Carolina Reaper," terangnya.
"Kemudian pria itu mengalami sakit kepala hebat. Rasa sakitnya sangat menyiksa. Makanya, dia cepat-cepat datang ke UGD."
Â
Advertisement
Sakit Kepala Thunderclap
Sakit kepala thunderclap adalah sakit kepala yang parah dan terjadi sangat cepat. Kehadiran thunderclap headache bisa menjadi tanda perdarahan otak atau stroke. Dokter harus menanggapi kondisi pasien dengan sangat serius.
Pemindaian otak menunjukkan, pria tidak menderita stroke, tetapi pembuluh arteri utama di otaknya menyempit. Tim medis mendiagnosis sebagai RCVS.
Pasien sembuh dan pemindaian otak menunjukkan normal lima minggu kemudian. Makan cabai terpedas biasanya menyebabkan muntah dan mulas yang parah. Tapi rasa sakitnya sangat serius.Â
Laporan kasus soal Carolina Reaper dipublikasikan di jurnal BMJ Case Reports pada April 2018.