Sukses

Haruskah Keluarga Pelaku Kekerasan Seksual Ikut Disalahkan?

Ketika salah satu anggota keluarga menjadi pelaku dalam kasus kekerasan seksual, tak jarang keluarga terutama menjadi korban risakan.

Liputan6.com, Jakarta Dalam sebuah kasus kekerasan seksual, tak jarang masyarakat mengaitkan tindakan tersebut terhadap keluarga si pelaku.

Hal ini seperti diungkapkan psikiater dari Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), dr Gina Anindyajati SpKJ,  “Keluarga pelaku bisa menjadi korban secara tidak langsung (indirect victim) atas kasus tersebut. Padahal yang melakukan siapa, tetapi keluarga juga terkena imbasnya.”

Padahal, lanjut Gina, saat ini kita berada di lingkungan yang mengatakan bahwa apa yang kamu lakukan adalah tanggung jawabmu sendiri.

Ketika terdapat kasus kekerasan seksual kemudian keluarga dikait-kaitkan atas tindakan pelaku itu malah menjadikan double standart dalam masyarakat.

Society atau masyarakatlah yang membuat double standart itu,” Gina menekankan.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Mencegah Agar Keluarga Tak Menjadi Korban

Memang benar pada dasarnya seseorang mendapatkan edukasi atau contoh perilaku yang ditanamkan pertamanya yaitu dari keluarga, terutama orangtua. Namun, di luar itu seseorang juga mendapatkan contoh perilaku dari lingkungan sekitarnya juga, entah baik atau buruk.

Cara mudah untuk tidak mengaitkan keluarga pelaku dalam suatu kasus tersebut yaitu untuk tidak melakukan double standart.

Menurut dokter Gina, perlu untuk dipahami bahwa yang perlu menanggung segala konsekuensi atas kasus tersebut yaitu hanya pelaku, bukan keluarga.

“Gimana caranya agar bullying terhadap keluarga itu berhenti? Dimulai dari kita. Berhenti, urusannya apa sama kita? Dengan begitu kita juga bisa menghindarkan keluarga menjadi indirect victim,” ucap dokter Gina.

Penulis : Vina Muthi A.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.