Liputan6.com, Jakarta Memiliki trauma atas kejadian kekerasan seksual yang pernah dialami oleh seseorang, bisa saja mengubah cara pandang seseorang dalam berhubungan seks.
Bagi sebagian orang, kontak seksual dapat memicu ingatan yang mengecewakan, sedih, atau tertekan.
Baca Juga
"Tentu saja tidak semua orang yang selamat dari kekerasan atau pelecehan seksual dapat bertahan di kemudian harinya," kata Kristen Carpenter, profesor psikiatri di Ohio State Wexner Medical Center, dilansir dari Health pada Jumat (17/1/2020).
Advertisement
"Beberapa orang pulih dan melanjutkan hidupnya," tambahnya.
Jika seseorang merasa trauma di masa lalu dalam kejadian seperti itu yang berakibat memengaruhi kehidupan seksualnya, berikut hal-hal yang direkomendasikan oleh para ahli.
- Kenali akar masalah
Bagi seseorang yang telah mengalami kekerasan atau pelecehan seksual, sangat jelas bagi mereka bahwa pengalaman tersebut telah menodai cara mereka berpikir tentang seks.Â
- Dapatkan bantuan profesional
Jika seseorang menyadari penyerangan seksual di masa lalu mengganggu kemampuan seseorang untuk terikat secara fisik dengan pasangan yang barunya, mungkin saja mereka memiliki bentuk gangguan stes pasca-trauma (PTSD).
Perasaan itu mungkin tidak bisa hilang dengan sendirinya, tetapi para profesional kesehatan mental dapat membantunya.
"Banyak korban yang takut jika mereka menghadapi emosi itu akan berubah menjadi luar biasa dan rasa sakit mereka tidak akan pernah berhenti. Tapi mengatasi trauma itu sangat penting," kata Carpenter.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Bersikap terbuka dengan pasangan
Seberapa banyak yang ingin dibicarakan tentang kejadian tersebut dengan pasangan, yang terpenting bicarakan dengan nyaman.
"Ini merupakan riwayat kesehatanmu dan bersifat sangat pribadi, jadi itu bukan sesuatu yang ingin dibicarakan pada saat kencan pertama atau kedua," kata Carpenter.
- Beri tahu pasangan tentang aktivitas seksual yang tidak kamu suka
Tetapkan batasan dengan pasangan juga merupakan hal yang penting.
"Orang itu harus mengarahkan interaksi dengan pasangannya, dan harus mengarahkan kemana dan sejauh mana," kata Carpenter.
Namun, tetap kuncinya yaitu bahwa keduanya harus merasa nyaman dan memahami setiap langkah yang dilakukan merupakan kesepakatan bersama.
- Ubah pemikiran tentang seks
"Hal ini bertujuan untuk beralih dari pola pikir kekerasan atau pelecehan seksual (dimana seks tidak aman dan eksploitatif) menjadi pola pikir seksual yang sehat (seks memberdayakan, memelihara, dan pilihan)," kata terapis seks di Amerika Serikat, Wendy Maltz.
Bisa juga melakukan perubahan dengan cara menghindari paparan media yang menggambarkan seks sebagai kekerasan atau pelecehan seksual, seperti pemerkosaan, pornografi yang menggambarkan situasi agresif dan kasar.
Gunakan bahasa tentang seks yang positif dan sehat juga.
- Berhenti jika diperlukan
Kadang-kdang perlu waktu untuk beristirahat dari kontak seksual dengan pasangan. Gunakan waktu untuk melakukan terapi agar benar-benar merasa menemukan kontak fisik yang seperti apa yang diinginkan.
Ini dapat membantu mereka merasa lebih terkendali dan nyaman dalam hubungan fisik selanjutnya.
Penulis : Vina Muthi A.
Advertisement