Sukses

Virus Baru, Dokter Paru Nyatakan Belum Ada Vaksin untuk Cegah Pneumonia Wuhan

Dokter paru menyatakan bahwa belum ada vaksin untuk kasus pneumonia yang mewabah di Wuhan, Tiongkok

Liputan6.com, Jakarta Kemunculan pneumonia akibat virus di Wuhan, Tiongkok membuat masyarakat Indonesia ikut was-was akan penularan penyakit ini. Diketahui, karena merupakan temuan baru, belum ada vaksin khusus untuk mencegah penyakit ini.

Dokter spesialis paru Erlina Burhan mengungkapkan, memang ada vaksin pneumonia di Indonesia. Namun, jenisnya hanya untuk pneumokokus dan hib atau Haemophilus influenza type B.

"Sekarang apakah vaksin itu bisa untuk mencegah pneumonia Wuhan? Tentu saja tidak," kata Erlina dalam konferensi pers di kantor Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Jakarta Timur pada Jumat (17/1/2020).

"Vaksin itu kan membuat seseorang punya imunitas terhadap kuman atau virus tertentu. Sekarang kalau suatu produk hanya dikhususkan untuk pneumokokus contohnya, maka dia hanya memberikan kekebalan terhadap pneumokokus. Kalau buat yang lain ya tidak," kata Erlina yang merupakan Pokja Infeksi Pengurus Pusat PDPI.

2 dari 3 halaman

Jenis Vaksin Pneumonia yang Beredar

Erlina mengatakan, untuk kasus koronavirus penyebab pneumonia di Wuhan, belum ada vaksin pencegahnya. Hal ini karena kejadian tersebut masih sangat baru dan Badan Kesehatan Dunia juga masih melakukan penelitian terkait strain baru ini.

Menurut PDPI, setidaknya ada tiga vaksin untuk pneumonia yang beredar.

Pertama adalah vaksin PCV3 yang memberikan kekebalan terhadap 13 strain bakteri Streptococcus pneumoniae. Mereka menyebabkan pneumokokus pada masa manusia. Vaksin ini memberikan masa perlindungan sekitar tiga tahun. Biasanya diberikan pada bayi dan anak di bawah dua tahun.

Kedua adalah vaksin PPSV23 yang melindungi dari 23 strain bakteri pneumokokus. Produk ini ditujukan untuk kelompok usia yang lebih dewasa seperti di atas 65 tahun, atau dari dua sampai 64 tahun dengan kondisi khusus.

3 dari 3 halaman

Jangan Panik, Tetap Waspada

Vaksin lain adalah untuk melindungi dari bakteri Haemophilus influenzae type b yang merupakan penyebab utama pneumonia dan radang otak. Produk ini sudah masuk dalam program imunisasi nasional untuk bayi di Indonesia.

Meski begitu, masyarakat diminta untuk tidak panik dalam menyikapi temuan koronavirus penyebab pneumonia di Wuhan, Tiongkok. "Jadi jangan panik, waspada boleh," kata Erlina.

Beberapa pencegahan lain termasuk menjaga kebersihan, melakukan pola hidup sehat, serta menjaga nutrisi yang seimbang dan istirahat cukup. Hal ini karena terkait dengan imunitas.

"Kita doakan mudah-mudahan tidak sampai ke Indonesia. Kita masih banyak persoalan yang harus diselesaikan," kata Erlina.