Sukses

Pneumonia Tiongkok, Indonesia Tingkatkan Kewaspadaan di 135 Pintu Negara

Kemenkes telah menetapkan sejumlah langkah dalam menghadapi pneumonia Tiongkok.

Liputan6.com, Jakarta Wabah pneumonia di Tiongkok ikut membuat pintu negara di Indonesia meningkatkan kewaspadaan. Termasuk memberikan pengawasan kepada orang-orang yang baru datang dari wilayah terdampak seperti Wuhan.

Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menyatakan, Kemenkes telah meminta peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu negara.

"Kita itu memiliki 135 pintu masuk negara, baik lewat udara, laut, maupun lintas darat," kata Anung dalam konferensi pers di gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta pada Senin (20/1/2020).

Anung mengungkapkan bahwa salah satu gejala dari pneumonia adalah panas. Sehingga, dipersiapkan thermal scanner di bandara dan pelabuhan untuk mendeteksi suhu tubuh seseorang.

"Seluruh penyakit infeksi, itu biasanya dengan demam. Alat kami sangat sensitif. Kalau ada orang yang suhunya di atas 38 derajat celsius pasti akan tertangkap oleh pemindai kita. Nah itu akan diperiksa lebih mendalam oleh petugas kesehatan," kata Anas Ma'ruf, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Soekarno-Hatta dalam kesempatan yang sama.

Anung mengatakan, thermal scanner yang dipasang di bandara sesungguhnya sudah ada sejak sekitar lima tahun yang lalu.

"Jadi bukan karena ini (pneumonia Tiongkok). Itu adalah bagian dari protap (prosedur tetap) teman-teman ini (KKP)," Anung menambahkan.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Pemeriksaan Hingga Karantina

Selain itu, jika ditemukan adanya infeksi, orang tersebut akan mendapatkan prosedur berupa pemeriksaan secara laboratorium hingga karantina.

"Kalau memang itu terduga atau suspect, nanti kita rujuk ke rumah sakit yang sudah ditunjuk. Kalau di Jakarta ini adalah Rumah Sakit Infeksi Sulianti Saroso, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto dan Rumah Sakit Persahabatan," kata Anas.

Anas juga mengatakan, petugas juga akan melakukan pengawasan terhadap orang-orang yang memiliki gejala penyakit tertentu.

"Mungkin bisa saja dia tidak demam, habis minum obat atau kedinginan, dia tidak tertangkap oleh skrining suhu kita, tapi dengan dia batuk, sesak, kan tertangkap petugas kita. Jadi nanti kita datangi. Jadi ini untuk negara-negara yang sedang kita amati," Anas menambahkan.

Anas mengungkapkan, di Jakarta ada 30 penerbangan dari Tiongkok. Sementara di Bali, ada 20 penerbangan dari Tiongkok dan dua di antaranya langsung dari Wuhan.