Sukses

HEADLINE: Wabah Virus Corona Wuhan China, Seberapa Besar Ancamannya ke Indonesia?

Tercatat, virus corona yang pertama kali dideteksi di Wuhan telah menginfeksi 571 orang dan menyebabkan 17 kematian.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah virus misterius yang menyebabkan masalah paru-paru atau penumonia merebak di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, Tiongkok sejak Desember 2019. Peneliti mengidentifikasi virus tersebut sebagai Virus Corona jenis baru. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamainya Novel Coronavirus dengan kode 2019-nCoV. 

Tercatat 2019-nCoV telah menginfeksi 571 orang dan menyebabkan 17 kematian, mengutip laman Channelnewsasia, Kamis (23/1/2020). Virus serupa penyebab SARS ini telah menyebar ke kota-kota besar Tiongkok seperti Beijing, Shanghai, Chongqing serta provinsi lain Negara Tirai Bambu. Bahkan, Virus Corona yang mengganggu pernapasan hingga menyebabkan pneumonia ini pun juga dikabarkan telah sampai ke beberapa negara seperti Jepang, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Kehadiran Virus Corona baru yang mengancam kesehatan serta penyebarannya relatif cepat meningkatkan kewaspadaan badan kesehatan di seluruh dunia. Kondisi ini juga menimbulkan kekhawatiran di Tanah Air.

Sejak pemberitaan mengenai Virus Corona Wuhan menyeruak, muncul pula beberapa informasi dugaan virus tersebut telah menginfeksi warga Indonesia. Pekan lalu, Liputan6.com mendapat informasi bahwa salah seorang pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) meninggal dunia, diduga ia terjangkit virus 2019-nCoV usai berkunjung ke Thailand. Akibatnya, dua lantai dari kantor pusat BPK disterilkan. 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Yusri Yunus mengatakan tidak mendapat laporan apa pun karena bukan tugas polisi untuk ikut mensterilkan lokasi terkait dugaan Virus Corona.

 

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia memberikan klarifikasi terkait isu dugaan salah seorang pegawainya meninggal dunia karena virus corona Wuhan. Ada dua poin yang disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional BPK Selvia Vivi Devianti melalui surat resmi yang diterima Liputan6.com, Jumat (24/1/2020).

Pertama, BPK membenarkan bahwa ada pegawai yang meninggal dunia. Namun, pegawai tersebut tutup usia bukan disebabkan oleh infeksi virus corona Wuhan, melainkan karena penyakit tidak menular.

BPK juga mengklarifikasi, pegawai tersebut memang pernah bepergian ke Thailand pada November 2019. Saat itu belum merebak isu terkait virus corona 2019-nCoV.

Pada poin kedua, terkait kabar dua lantai kantor pusat BPK disterilkan, BPK menyebut itu merupakan uji kuman, bagian dari prosedur kesehatan lingkungan perkantoran yang rutin dilakukan.

Dugaan Virus Corona telah masuk ke Indonesia kembali muncul ketika seorang karyawan Huawei dikabarkan mengalami demam, Kamis (23/1/2020). Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit. Pihak Huawei mengungkap, karyawan tersebut memang berasal dari Tiongkok dan tengah berkunjung ke kantor mereka di Gedung BRI, Jakarta.

Pihak BRI pun lalu melakukan investigasi dan langkah preventif antisipasi Virus Corona di lingkungan kantor tersebut. Salah satunya dengan memisahkan lift khusus untuk karyawan Huawei di lantai 11, 17, 18, 19, 20, 22, 26, dan 27. Mereka juga membagikan masker bagi seluruh pekerja Kantor Pusat Bank BRI. 

Menanggapi kabar tersebut, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pun segera menyempatkan diri berkunjung ke Gedung BRI. Ia melakukan tinjauan langsung guna memastikan kebenaran info tersebut.

Hasil diagnosis terhadap karyawan Huawei asal Tiongkok itu menunjukkan tidak ada indikasi Virus Corona Wuhan, melainkan hanya sakit tenggorokan. 

Saksikan Juga Video Berikut Ini:

2 dari 5 halaman

Belum Terdeteksi di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia menegaskan bahwa Virus Corona penyebab pneumonia di Tiongkok belum dideteksi di Indonesia.

"Belum. Sampai hari ini belum ada. Sampai hari ini Indonesia belum ada Novel Coronavirus yang masuk ke Indonesia," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Waworuntu di Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Wiendra mengatakan, Kemenkes juga belum mendapatkan laporan apakah ada warga negara Indonesia (WNI) di Tiongkok yang terinfeksi Virus Corona tersebut.

"Kalau WNI, yang di luar belum ada. Biasanya KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia), kalau ada, akan mengumumkan bahwa ada orang Indonesia yang kena," kata Wiendra dalam konferensi pers di gedung Kemenkes.

Terkait penularan, peneliti Tiongkok beberapa waktu lalu telah menyatakan adanya penularan manusia ke manusia. Namun, Kemenkes memilih untuk menunggu pernyataan resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kita tidak bisa mengatakan itu apabila bukan statement yang dikeluarkan oleh WHO. Kalau WHO sudah mengeluarkan statement, berarti penyakit ini dianggap sebagai public health emergency of international concern," kata Wiendra.

Dia juga menambahkan bahwa masyarakat tidak perlu resah terkait kasus tersebut. Menurutnya, yang menimbulkan kecemasan adalah karena adanya penerbangan langsung dari Tiongkok ke Indonesia.

"Mari kita mengajak masyarakat supaya tidak perlu resah, hidup sehat, terutama perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan pakai sabun 20 detik, kemudian makanlah yang bergizi, kemudian istirahat yang cukup, itu yang lebih menenangkan masyarakat," kata Wiendra dalam pemaparannya.

 

3 dari 5 halaman

Belum Ada Vaksin untuk Virus Corona Wuhan

Hingga saat ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) masih melakukan penelitian terkait strain baru Virus Corona. Dan karena merupakan temuan baru, belum ada vaksin khusus untuk mencegah paparan virus Corona 2019-nCoV. Hal tersebut diungkap oleh dokter spesialis paru yang juga merupakan Pokja Infeksi Pengurus Pusat Persatuan Dokter Paru Indonesia, Erlina Burhan. 

Erlina menyebut, memang ada vaksin pneumonia di Indonesia. Namun, jenisnya hanya untuk pneumokokus dan hib atau Haemophilus influenza type B.

"Sekarang apakah vaksin itu bisa untuk mencegah pneumonia Wuhan? Tentu saja tidak," kata Erlina dalam konferensi pers di kantor Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Jakarta Timur pada Jumat (17/1/2020).

"Vaksin itu kan membuat seseorang punya imunitas terhadap kuman atau virus tertentu. Sekarang kalau suatu produk hanya dikhususkan untuk pneumokokus contohnya, maka dia hanya memberikan kekebalan terhadap pneumokokus. Kalau buat yang lain ya tidak," kata Erlina.

Menurut PDPI, setidaknya ada tiga vaksin untuk pneumonia yang beredar.

Pertama adalah vaksin PCV3 yang memberikan kekebalan terhadap 13 strain bakteri Streptococcus Pneumoniae. Mereka menyebabkan pneumokokus pada masa manusia. Vaksin ini memberikan masa perlindungan sekitar tiga tahun. Biasanya diberikan pada bayi dan anak di bawah dua tahun.

Kedua adalah vaksin PPSV23 yang melindungi dari 23 strain bakteri pneumokokus. Produk ini ditujukan untuk kelompok usia yang lebih dewasa seperti di atas 65 tahun, atau dari dua sampai 64 tahun dengan kondisi khusus. 

Rusia Kembangkan Vaksin Virus Corona Baru 

Salah satu negara yang mengambil langkah cepat terkait belum adanya vaksin 2019-nCoV adalah Rusia. Untuk menghentikan penyebaran virus baru tersebut, Rusia kini mengembangkan vaksin, kata badan pengawas keamanan konsumen Rusia, Rospotrebnadzor, seperti dilaporkan kantor berita RIA, dikutip Kamis (23/1/2020).

"Ya, tentu, pengembangan vaksin sedang dilakukan. Setiap kita menghadapi mutasi (Virus Corona), kita segera mulai mengembangkan vaksin," kata kepala Rospotrebnadzor, Anna Popova.

RIA mengutip pernyataan Elena Yezhlova, kepala Departemen Pengawasan Epidemiologi Rospotrebnadzor saat menjelaskan proses tersebut.

"Pengembangan vaksin merupakan proses panjang dan sulit, keputusan diambil atas dasar risiko dan tingkat keperluan yang dituntut oleh situasi saat ini," kata Elena.

"Pada saat ini, kami akan berpegang pada rekomendasi-rekomendasi WHO." 

Diduga Berasal dari Ular 

Ular weling dan kobra China diduga sebagai inang dari Virus Corona 2019-nCoV. Ular weling atau Bungarus multicinctus adalah spesies ular elapid yang sangat berbisa. Reptil ini umumnya ditemukan di sebagian besar China tengah dan selatan, serta Asia Tenggara.

Penyakit akibat Virus Corona ini pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019 di Wuhan menyebar dengan cepat. Sejak itu, para pelancong yang sakit dari Wuhan telah menginfeksi orang-orang di China dan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Dengan menggunakan sampel virus yang diisolasi dari pasien, para ilmuwan di China telah menentukan kode genetik virus dan menggunakan mikroskop untuk memotretnya. Patogen yang bertanggung jawab atas pandemi ini adalah Virus Corona baru.

Virus ini ada dalam keluarga virus yang sama dengan Coronavirus sindrom pernafasan akut parah yang terkenal (SARS-CoV) dan Coronavirus sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV), yang telah menewaskan ratusan orang dalam 17 tahun terakhir. 

4 dari 5 halaman

Indonesia Waspada Virus Corona

Sebagai langkah antisipasi wabah pneumonia di Tiongkok, Indonesia meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara. Termasuk memberikan pengawasan kepada orang-orang yang baru datang dari wilayah terdampak seperti Wuhan.

Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menyatakan, Kemenkes telah meminta peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara.

"Kita itu memiliki 135 pintu masuk negara, baik lewat udara, laut, maupun lintas darat," kata Anung dalam konferensi pers di gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta pada Senin (20/1/2020).

Anung mengungkapkan bahwa salah satu gejala dari pneumonia adalah panas. Sehingga, dipersiapkan thermal scanner di bandara dan pelabuhan untuk mendeteksi suhu tubuh seseorang.

"Seluruh penyakit infeksi, itu biasanya dengan demam. Alat kami sangat sensitif. Kalau ada orang yang suhunya di atas 38 derajat Celsius pasti akan tertangkap oleh pemindai kita. Nah itu akan diperiksa lebih mendalam oleh petugas kesehatan," kata Anas Ma'ruf, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Soekarno-Hatta dalam kesempatan yang sama.

Anung mengatakan, thermal scanner yang dipasang di bandara sesungguhnya sudah ada sejak sekitar lima tahun yang lalu.

"Jadi bukan karena ini (pneumonia China). Itu adalah bagian dari protap (prosedur tetap) teman-teman ini (KKP)," Anung menambahkan.

Selain itu, jika ditemukan adanya infeksi, orang tersebut akan mendapatkan prosedur berupa pemeriksaan secara laboratorium hingga karantina.

"Kalau memang itu terduga atau suspect, nanti kita rujuk ke rumah sakit yang sudah ditunjuk. Kalau di Jakarta ini adalah Rumah Sakit Infeksi Sulianti Saroso, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto dan Rumah Sakit Persahabatan," kata Anas.

Anas juga mengatakan, petugas juga akan melakukan pengawasan terhadap orang-orang yang memiliki gejala penyakit tertentu.

"Mungkin bisa saja dia tidak demam, habis minum obat atau kedinginan, dia tidak tertangkap oleh skrining suhu kita, tapi dengan dia batuk, sesak, kan tertangkap petugas kita. Jadi nanti kita datangi. Jadi ini untuk negara-negara yang sedang kita amati," Anas menambahkan.

Anas mengungkapkan, di Jakarta ada 30 penerbangan dari Tiongkok. Sementara di Bali, ada 20 penerbangan dari China dan dua di antaranya langsung dari Wuhan.

100 Rumah Sakit Rujukan

Selain mewaspadai pintu-pintu masuk negara, Kemenkes RI juga telah mempersiapkan 100 rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia apabila ditemukan infeksi Virus Corona pada orang yang datang ke Indonesia. Selain itu, badan penelitian dan pengembangan kesehatan juga sudah diminta bersiap.

Kemenkes menyatakan mereka telah mempersiapkan 860 set alat pelindung diri (APD) 12.322 masker N95, serta 35 ribu health alert card.

"Jumlah APD, health alert card, jumlah masker itu adalah jumlah yang ada di 19 daerah yang mempunyai penerbangan langsung dari Tiongkok. Baik itu lewat darat, laut, maupun perbatasan," kata Vensya Sihotang, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes di Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Vensya mengungkapkan, beberapa fasilitas tersebut berada di daerah-daerah yang memiliki kontak dengan Tiongkok dan berisiko infeksi Virus Corona.

Wilayah-wilayah tersebut adalah: Jakarta, Tangerang, Bandar Lampung, Padang, Tarakan, Balikpapan, Manokwari, Sampit, Bandung, Jambi, Tanjung Balai Karimun, Samarinda, Palembang, Tanjung Pinang, Makassar, Surabaya, Batam, Bitung, dan Manado.

5 dari 5 halaman

Cegah Pandemik Global

Kematian 17 orang di China akibat Virus Corona jenis baru, membuat sejumlah negara di dunia waspada. Berbagai antisipasi dilakukan untuk mencegah penyebaran virus yang menginveksi paru-paru atau pneumonia itu.

Virus yang dapat ditularkan ke sesama manusia ini juga dilaporkan telah menyebar ke berbagai negara seperti, Thailand, Jepang dan Korea Selatan. Penularan ini menambah kekhawatiran tentang penyebaran virus melalui perjalanan udara internasional.

Amerika Serikat melaporkan kasus pertamanya pada Selasa dari seorang warga AS yang usai berkunjung ke Wuhan.

China langsung mengisolasi Wuhan, kota berpenduduk 11 juta orang yang dianggap sebagai pusat wabah Virus Corona baru. Otoritas kesehatan di seluruh dunia juga berupaya untuk mencegah terjadinya pandemik global Virus Corona.

Berikut ini upaya-upaya sejumlah negara untuk menghentikan penularan virus yang berasal dari Wuhan, China:

1. Jepang

Pemerintah Jepang menaikkan tingkat imbauannya terkait penyakit menular dari satu menjadi dua untuk mengantisipasi Virus Corona dari Wuhan, China. Masyarakat Jepang diminta menghindari perjalanan tidak penting ke wilayah tersebut, yang dianggap sebagai pusat berjangkitnya virus Corona baru.

Pada skala satu hingga empat, imbauan tingkat satu meminta wisatawan untuk berhati-hati. Sedangkan imbauan tingkat empat mendesak warga negara agar tidak melakukan perjalanan ke daerah tersebut dan mereka yang sudah berada di wilayah itu akan dievakuasi.

2. Hong Kong

Operator kereta Hong Kong MTR Corp Ltd akan menunda penjualan tiket kereta cepat dengan tujuan Kota Wuhan, China, yang menjadi sumber wabah Virus Corona. MTR Corp melalui pernyataan menyebutkan bahwa keputusan itu dibuat setelah pihaknya berkoordinasi dengan mitra kereta api mereka di China.

Penumpang dengan tiket yang masih berlaku dapat mengembalikannya dan diganti uang secara penuh.

China saat ini mengisolasi Wuhan, kota berpenduduk sekitar 11 juta orang yang dianggap sebagai pusat wabah Virus Corona baru.

3. Arab Saudi

Arab Saudi mulai melakukan penyaringan terhadap penumpang dari China dan mengambil sejumlah langkah pencegahan lainnya menyusul wabah Virus Corona baru di China, menurut Kementerian Kesehatan Kerajaan.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi sedang berkoordinasi dengan regulator penerbangan sipil negara tersebut guna mengevaluasi penumpang yang tiba dengan penerbangan langsung dan tidak langsung dari China, katanya di Twitter.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat yang bepergian ke kota-kota yang terdampak virus agar menjauhi pasar dan satwa mati maupun yang masih hidup.

4. Bahrain

Kementerian Kesehatan Bahrain sedang berkoordinasi dengan bandara utama negara tersebut untuk memulai langkah pencegahan, menurut laporan media pemerintah.

Laporan Kantor Berita Bahrain tidak mengungkapkan tindakan apa yang bakal diambil, namun menyebutkan pihaknya telah meningkatkan langkah pencegahan untuk mewaspadai wabah tersebut. Belum ada dugaan kasus Virus Corona di Bahrain, katanya.

5. Rusia

Rusia sedang mengembangkan vaksin untuk menghentikan kekuatan Virus Corona di China, kata badan pengawas keamanan konsumen Rusia, Rospotrebnadzor. "Ya, tentu, pengembangan vaksin sedang dilakukan. Setiap kita menghadapi mutasi (virus), kita segera mulai mengembangkan vaksin," kata Anna Popova, kepala Rospotrebnadzor.

RIA mengutip pernyataan Elena Yezhlova, kepala Departemen Pengawasan Epidemiologi Rospotrebnadzor saat menjelaskan proses tersebut. "Pengembangan vaksin merupakan proses panjang dan sulit; keputusan diambil atas dasar risiko dan tingkat keperluan yang dituntut oleh situasi saat ini," kata Elena.

"Pada saat ini, kami akan berpegang pada rekomendasi-rekomendasi WHO."

Rospotrebnadzor sedang memperkuat pengawasan kesehatan dan karantina di semua gerbang kedatangan di negara itu terkait wabah Virus Corona di China.

6. Amerika Serikat

Pria Amerika Serikat didiagnosis sebagai kasus pertama di Negeri Paman Sam yang mengidap Virus Corona. Sebanyak 16 orang yang menjalin kontak secara dekat dengan pasien itu kini berada dalam pengawasan.

Mereka sedang diawasi sehubungan dengan penyakit akibat Virus Corona baru yang menyebabkan 17 orang di China meninggal dan membuat ratusan lainnya sakit.

Pasien tersebut, seorang pria berusia 30 tahun, berada dalam kondisi baik dan mungkin segera diperbolehkan pulang dari rumah sakit di Everett, Washington. Pria tersebut jatuh sakit selama akhir pekan setelah pulang dari kampung halamannya di Wuhan, China, pada November dan Desember. Ia pada Senin 20 Januari didiagnosis terkena Virus Corona.

Virus Corona menyebabkan gejala pernapasan seperti flu atau pilek.

7. Inggris

Menteri Bisnis Inggris, Andrea Leadsom mengatakan bahwa wabah Virus Corona baru di China menjadi perhatian besar dunia.

"Kini kami secara rutin memeriksa semua penerbangan dari Wuhan - jelas ini merupakan keprihatinan besar bagi dunia, terutama bagi kota itu di China, yang saya ketahui kini sudah diisolasi. Kami tentu saja akan dipandu dengan imbauan dari otoritas kesehatan dunia dan dari bukti yang berasal dari China itu sendiri," kata Andrea kepada Sky.

"Saya rasa semua orang pada dasarnya akan merasa khawatir namun jelas penting untuk mengambil langkah dalam menghadapinya."

8. Thailand

Thailand melakukan karantina terhadap pasien keempat dengan Virus Corona baru yang menginveksi warga negaranya. Pasien warga Thailand, perempuan berusia 73 tahun, bepergian ke Wuhan selama liburan Tahun Baru kemarin dan mengalami demam setibanya dari sana.

Ia diawasi di bangsal terpisah di salah satu rumah sakit di Nakhon Pathom, 60 km sebelah barat Bangkok, di mana kondisinya secara berangsur-angsur membaik.

"Kami mampu mengendalikan situasi. Tidak ada kasus penularan ke sesama manusia di Thailand sebab kami mendeteksi pasien segera setelah mereka tiba," kata Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Anutin Charnvirakul.

Dua pasien China lainnya sudah pulih dan diperbolehkan pulang sementara satu pasien lagi akan melakukan pemeriksaan ulang yang menunjukkan dirinya bersih dari virus tersebut, kata Anutin. Pejabat Thailand meningkatkan penyaringan di bandara-bandara guna mendeteksi penumpang dengan kondisi suhu tinggi, batuk, sakit kepala dan kesulitan bernapas, menurut Kepolisian.

9. Singapura

Otoritas Singapura mulai memeriksa seluruh penumpang yang tiba dalam penerbangan dari China sebagai upaya memerangi penularan Virus Corona yang menyebar dengan cepat. Singapura bulan ini mulai melakukan screening terhadap penumpang yang datang dari kota Wuhan, China.

"Menurut otoritas China, virus tersebut dapat menular dari manusia ke manusia, kementerian kesehatan akan memberlakukan tindakan pencegahan tambahan untuk mengurangi risiko impor virus ke Singapura," kata kementerian kesehatan Singapura dalam pernyataannya.

Kementerian Kesehatan Singapura akan mengobati siapa saja yang terinfeksi Virus Corona atau yang mengalami infeksi pernapasan akut setelah melakukan perjalanan dari China. Mereka yang terinfeksi Virus Corona akan menjalani pengobatan di ruang isolasi di rumah sakit.

10. Korea Selatan

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC) melaporkan kasus pertama pasien yang terkonfirmasi terpapar Virus Corona baru. Pasien itu merupakan perempuan China berusia 36 tahun yang merupakan warga Wuhan, China.

Ia bertolak dari Wuhan menuju bandara internasional Incheon pada Minggu 19 Januari, menurut pernyataan KCDC. Ia diisolasi ketika memasuki Korea Selatan, dengan sejumlah alasan, salah satunya gejala demam tinggi.

"Pasien terkonfirmasi itu terdeteksi dalam fase karantina dan tidak ada paparan masyarakat. Mereka yang telah melakukan kontak dengannya, termasuk penumpang dan kru pesawat, saat ini sedang diinvestigasi," kata KCDC.

KCDC menaikkan tingkat kewaspadaan penularan dari 'perhatian' menjadi 'peringatan' menyusul kasus terkonfirmasi pertama virus tersebut dan akan memperluas pengawasan. Pemerintah kota dan provinsi Korea Selatan akan mengoperasikan sistem karantina darurat sepanjang waktu, termasuk selama liburan Tahun Baru Imlek yang dimulai akhir pekan ini.

11. Indonesia

PT Angkasa Pura I (Persero) melakukan pengetatan pemeriksaan kesehatan penumpang internasional di seluruh bandara yang dikelola untuk mencegah penyebaran Virus Corona masuk ke Indonesia.

Menurut Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi, pengetatan pengawasan dilakukan Angkasa Pura I bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) melalui pengoptimalan penggunaan thermal scanner. Upaya itu untuk mendeteksi peningkatan suhu tubuh penumpang yang dipasang pada area kedatangan dan menerbitkan Kartu Kewaspadaan Kesehatan untuk memonitor kesehatan penumpang.

Bali dan Manado merupakan tujuan destinasi wisatawan terbesar asal China yang datang melalui bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura I. Sepanjang tahun 2019 lalu, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dilewati lebih dari dari 1,19 juta penumpang asal China. Sedangkan Bandara Sam Ratulangi Manado dilewati lebih dari 116 ribu penumpang asal China.

Jika terdapat penumpang yang teridentifikasi memiliki kondisi suhu tubuhnya di atas 38 derajat Celcius serta memiliki gejala umum batuk, demam, sesak napas, dan memiliki riwayat perjalanan penerbangan dari China, maka Angkasa Pura I akan langsung berkordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat untuk selanjutnya penumpang tersebut akan dilakukan penanganan khusus. 

 

**Artikel ini telah mengalami perbaikan konten berdasar keterangan pihak terkait.