Liputan6.com, Jakarta Selama menunggu pengembangan vaksin virus corona, seseorang bisa terhindar dari gejala virus tersebut dengan vaksin influenza. Gejala virus corona atau 2019-nCOV yang mengakibatkan pneumonia jenis baru meliputi demam, batuk, dan sesak napas.
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus pakar penyakit infeksi dan tropis, Erni Juwita Nelwan menganjurkan, pemberian vaksin influenza sebagai pencegahan dini agar tidak mengalami gejala pneumonia Wuhan.
Advertisement
"Vaksin belum ada, tapi National Institute of America memang tiga bulan dari sekarang, baru akan ada human trial terhadap vaksin (virus corona)," ujar Erni dalam temu media di Kantor PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jakarta Pusat, ditulis Minggu (26/1/2020).
Sebab, jenis virus, termasuk 2019-nCOV sebenarnya tak jauh berbeda dari virus lain.
"Pada virus terdapat protein H dan M, misalnya, H1 M1, H5 M9, dan sebagainya. Protein ini saja yang berubah. Walaupun vaksinasi, tidak seratus persen membuat kita enggak kena sakit. Tapi (setidaknya) bisa menurunkan gejala," lanjut Erni.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Jaga Kesehatan Tubuh
Pemberian vaksin influenza untuk menghindari gejala virus corona demi menjaga kesehatan tubuh.
"Jika kondisi tubuh sedang tidak bugar, maka vaksin ini menjaga kesehatan. Sehingga, penyakit pneumonia akibat virus corona bisa jauh dari tubuh dan dicegah sejak awal," Erni menerangkan.
"Jadi, kalau mau minta vaksin corona memang enggak ada. Tapi boleh anjurkan ke masyarakat, ada vaksin influenza yang bisa diberikan tiap tahun sebagai booster."
Vaksin influenza juga tersedia di berbagai fasilitas kesehatan, terutama untuk seseorang yang sudah punya riwayat penyakit berkaitan pernapasan.
Advertisement
Vaksin Influenza Setahun Sekali
Ketua Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia, Iris Rengganis pernah menekankan pentingnya vaksinasi influenza. Vaksin ini bisa dilakukan setahun sekali.
“Secara medis, respons imunitas tubuh terhadap vaksinasi menurun seiring waktu, sehingga vaksinasi influenza harus dilakukan setahun sekali. Agar proteksi yang lebih optimal. Selain itu, strain virus influenza yang dominan menyebar di seluruh dunia berubah setiap tahunnya sehingga formula vaksin flu harus disesuaikan setiap tahun,” terangnya.
Sementara itu, University of Queensland (UQ) Australia bekerja sama dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) juga mengembangkan vaksin menggunakan teknologi baru. Vaksin akan selesai dalam waktu 16 minggu (enam bulan).