Liputan6.com, Jakarta Di tengah merebaknya virus corona penyebab pneumonia yang membuat masyarakat dunia was-was, beberapa pesan berantai beredar soal pengobatan alternatif yang diklaim mampu menyembuhkan penyakit tersebut.
Isi pesan-pesan tersebut tak beda jauh. Yaitu mengenai manfaat bawang putih untuk pengobatan virus, termasuk virus corona.
Baca Juga
"Dokter zong yi dia udh kena virus selama 8 hari. Jadi, bawang putih dikupas kulitnya , trs bawang putih ny di rebus selama 3 menit .( Airnya 7 gelas ) Yang kena virusnya sekali minum 2 kali . Pas hari kedua udh agak mendingan sakitnya, serta keluarkan dahak hitam dan sudah tidak demam lg. Pas bsk harinya sudah kembali normal (sudah sembuh)"
Advertisement
Dalam pesan lain, berbunyi: "Ini bawang putih yg besar ambil 8 biji, dikupas kulitnya ditaruh mangkok di tuang 7 gelas air mendidih selama 3 menit setelah itu di minum langsung 2 gelas ,ternyata pasien yg kena Virus Corona sembuh di hari kedua/setelah malam minum air bawang putih ini!!!!!"
Benarkah demikian?
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Belum Ada Obatnya
Dokter spesialis paru Faisal Yunus, virus corona yang saat ini menyebar di dunia belum ada obatnya. Dia mengatakan, infeksi virus tergantung dari daya tahan tubuh seseorang.
"Bila daya tahan baik, bisa sembuh sendiri," kata Faisal ketika dihubungi lewat pesan teks oleh Health Liputan6.com pada Senin (27/1/2020).
"Maka bila ada yang sembuh makan bawang putih, sembuhnya ini kemungkinan memang sembuh sendiri. Jadi bila tidak makan bawang putih pun dia bisa sembuh," ujarnya.
Selain itu, Faisal mengatakan bahwa penyembuhan setiap pasien yang sudah terkena pneumonia pun juga berbeda-beda. Hal itu tergantung dari daya tahan pasien serta virus itu sendiri.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr. Wiendra Waworuntu dalam konferensi persnya pada Rabu pekan lalu mengatakan, belum ada vaksin maupun obat untuk virus corona strain baru ini.
"Novel coronavirus belum ada. Jadi yang diobati adalah gejalanya bukan langsung kepada penyebabnya," kata Wiendra di gedung Kemenkes, Jakarta.
Advertisement