Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi terhadap wanita menemukan bahwa sebanyak 30 area otak aktif ketika dan sebelum wanita mencapai orgasme.
Seperti dilansir dari Reader's Digest pada Selasa (28/1/2020), penelitian tentang topik ini masih dikembangkan, diuji, diukur, dan dipelajari. Inilah yang sejauh ini diketahui para peneliti tentang apa yang terjadi pada otak Anda saat berhubungan seks.
Baca Juga
Bagian otak tertentu melakukan pemanasan
Advertisement
Sistem limbik, wilayah otak yang lebih primitif yang bertanggung jawab atas dorongan fisik dan elemen pemrosesan emosional, aktif saat berhubungan seks.
"Namun, bagian lain dari korteks serebral yang mengatur penalaran yang lebih tinggi, akan dimatikan," kata neuropsikolog dan asisten profesor Neuropsikologi di Columbia University Medical Center, Jason Krellman, PhD, ABPP.
Sebagai akibatnya, tindakan seksual itu sendiri lebih didorong oleh insting dan emosi daripada pemikiran rasional.
Bagian otak lainnya melakukan pendinginan
"Menariknya, dua area spesifik otak tampaknya tertutup saat berhubungan seks untuk wanita," ucap psikolog klinis di wilayah Kota Kansas, Jennifer Sweeton, PhD.
Satu area yang ditutup melibatkan penilaian sosial dan kesadaran yang mungkin menjadi alasan orang mengatakan "cinta itu buta". Area otak yang terkait dengan kesadaran diri dan penghambatan diri juga telah ditemukan untuk menonaktifkan otak pada wanita yang menghasilkan pengalaman seperti di luar tubuh saat seks.
"Ini disebut disinhibisi saraf, membantu wanita orgasme," kata ilmuwan saraf di Amerika yang meniliti perilaku seksual manusia, Nicole Prause, PhD.
Otak melepaskan dopamin
Seks menyebabkan otak melepaskan tingkat neurokimia yang jauh lebih tinggi. Menurut Dr. Prause, perubahan kimia ini membantu mengatur dan mempercepat aktivitas seksual.
Salah satu neurotransmiter itu adalah dopamin, yang mempromosikan perasaan hasrat, euforia, kepuasan, dan penghargaan.
Otak melepaskan oksitosin
Oksitosin merupakan hormon yang bertindak sebagai neurotransmiter di otak yang meningkatkan gairah seksual dan orgasme.
"Wanita mungkin lebih terhubung secara emosional setelah orgasme berkat oksitosin," ucap Dr. Prause.
Oksitosin yang dilepaskan saat berhubungan seks memiliki efek untuk menghilangkan rasa sakit. Menurut Dr. Krellman, ini bisa menambah mengapa kenikmatan seksual dan rasa sakit sering berkaitan dengan ini.
Simak video menarik berikut ini:
Otak melepaskan vasopresin
Meskipun beberapa penelitian menunjukkan perubahan dalam vasopresin pasca-orgasme mungkin membuat wanita mengalami aktivitas seksual sebagai lebih dari hubungan emosional.
Dikatakan oleh Dr. Prause bahwa perubahan vasopresin lebih besar pada pria. Mengingat vasopresin meningkatkan rasa kantuk, maka itu mengapa pria biasanya tertidur sesaat setelah berhubungan seks.
Otak melepaskan serotonin
Serotonin membantu mengatur suasana hati dan tidur.
"Jadi ketika orang tidak mendapatkanyya dengan cukup,ia mungkin saja tertekan," kata Sweeton.
Itu karena serotonin meningkat saat berhubungan seks, itu dapat menyebabkan perasaan bahagia dan damai.
Dokter Krellman menambahkan bahwa penelitian menunjukkan dalam kondisi sehat pun seks dapat mengurangi stres, meningkatkan suasa hati, dan meningkatkan daya ingat.
Jika Anda juga ingin mendapatkan manfaat-manfaat tersebut, rencanakan untuk berhubungan seks pada waktu yang tepat, yaitu di pagi hari.
Advertisement
Otak melepaskan norepinefrin
"Norepinefrin meningkatkan gairah, perhatian, dan energi dengan mengaktifkan sistem saraf simpatik di otak," ujar ahli saraf di Santa Monica, Clifford Segil, DO.
Ia juga menambahkan jika norepinefrin dilepaskan untuk meningkatkan detak jantung dan membangunkan seseorang. Banyak stereotip jauth cinta atau nafsu berhubungan dengan neropinefrin juga.
Beberapa perubahan mungkin membuat orang sedih usai bercinta
Setelah orgasme, otak melepaskan prolaktin neurokimia dan menjatuhkan dopamin. Perubahan usai seks ini menjelaskan mengapa beberapa orang merasakan sedih, kesepian, atau menyesal.
"Ini adalah salah satu dari banyak masalah yang dihadapi orang saat berhubungan seks," kata Dr. Krellman.
Semua perubahan kimia pada otak memiliki tujuan
"Seks sangat penting untuk kelangsungan hidup kita sebagai spesies. Jadi masuk akal bahwa tindakan itu akan bermanfaat, menyenangkan," ucap Dr. Krellman.
Penulis: Vina Muthi A