Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja menyatakan kedaruratan virus corona baru atau yang dikenal 2019-nCoV. Pernyataan Kedaruratan Kesehatan Dunia (Global Health Emergency) tersebut dikeluarkan saat kejadian luar biasa berisiko mengancam kesehatan masyarakat negara lain melalui penularan penyakit lintas batas negara.Â
Advertisement
Dalam keterangan resmi WHO berjudul Statement on the second meeting of the International Health Regulations (2005) Emergency Committee regarding the outbreak of novel coronavirus (2019-nCoV), yang dipublikasikan pada 30 Januari 2020, bahwa masih mungkin untuk menghentikan penyebaran virus corona, asalkan negara-negara memberlakukan langkah-langkah kuat untuk mendeteksi penyakit sejak dini.
Mengutip laman WHO, Jumat (31/1/2020), langkah-langkah kuat berupa mengisolasi dan menangani kasus, melacak kontak, dan mempromosikan langkah-langkah pencegahan.
Pada pertemuan Emergency Committee WHO Director-General di bawah International Health Regulations (IHR) (2005) tentang wabah virus corona baru yang bersumber dari Wuhan, Tiongkok, pertemuan menyepakati penentuan keputusan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), Darurat Kesehatan Masyarakat dari Kepedulian Internasional.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Belum Ada Suspect
Adanya pernyataan darurat virus corona baru, di Indonesia belum ditemukan suspect (terduga) positif sampai sekarang. Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan, ada 13 pasien yang diawasi dan dipantau kondisi kesehatan, istilahnya People Under Observation.
Dari 13 pasien, 11 di antaranya sudah dipantau dan dinyatakan negatif.
"Sampai saat ini belum ada suspect virus corona, ya sudah ada 11 pasien yang dipantau juga dan semuanya negatif," ujar Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Bambang Wibowo saat konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, ditulis Jumat (31/1/2020).
Advertisement
Selalu Siap Siaga
Walaupun belum ada suspect virus corona, Bambang menegaskan, jajarannya selalu siap siaga. Sebanyak 100 rumah sakit yang tersebar di Indonesia disiapsiagakan.
"Sampai hari ini tidak ada satupun yang positif virus corona, namun kami (Kemenkes) akan selalu siap siaga," ujarnya.
Pihaknya juga menegaskan masih tetap waspada terhadap wisatawan maupun WNI yang baru saja bepergian dari daerah endemik virus corona di Tiongkok.
"Jadi, ketika ada yang pulang dari daerah endemik itu akan menjadi perhatian khusus, baik itu WNI maupun WNA," Bambang melanjutkan.
Ketiga belas pasien di atas diobservasi di rumah sakit rujukan Kemenkes dengan penanganan khusus. Sebanyak 11 pasien di antaranya negatif, sedangkan dua pasien lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan. Seluruh pasien mengalami gejala virus corona, seperti demam dan sesak napas.
Selama pemantauan, pasien yang masuk kategori under-observation bisa saja diisolasi. Upaya ini dilakukann di RSPI Sulianti Saroso, yang mana semula merawat dua pasien di ruang isolasi. Satu pasien sudah dinyatakan negatif dan dipulangkan.