Liputan6.com, Jakarta - Menanggapi kasus Cina yang membangun rumah sakit untuk mengisiolasi pasien penderita virus corona dan mengeluarkan puluhan pasien yang diklaim sudah sembuh dari terjangkitnya penyakit tersebut membuat pertanyaan apakah pembebasan pasien dari rumah sakit disebabkan karena vaksin yang sudah ditemukan?
Ahli Mikrobiologi LIPI Sugiyono Saputra menjawab bahwa vaksin virus corona masih belum ditemukan hingga saat ini.
Baca Juga
“Kalau vaksinnya, pastinya belum ada. Ada beberapa negara yang masih mengembangkan vaksin untuk new corono virus ini seperti Amerika Serikat, kemudian Cina itu sendiri, dan Australia,” kata Sugiyono di acara Dear Netizen Liputan6.com pada Jumat (31/01/2020).
Advertisement
Menurutnya, untuk development vaksi masih memerlukan waktu yang agak lama karena sebelum diujikan ke manusia, terdapat uji pra klinis pada hewan. Setelah hasilnya keluar, baru prosesnya bisa diujikan langsung ke manusia.
“Bisa setahun,” kata pria yang dipanggil Mas Sugi ini.
Didukung oleh Pulmonologist di RS EMC, Desilia Atikawati menjelaskan jika ada obat sekalipun, itu bukan berarti dapat menyembuhkan.
“Jadi kalo infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri kita punya antibiotik. Kalo tuberkolosis kita punya obat TB. Untuk corona virus ini belum belum ada obatnya, belum ada vaksinnya,” kata Desilia.
Simak Video Menarik Berikut:
Obat hanya menghilangan penyakit turunan
Desilia juga mengatakan untuk berhati-hati mengenai berita yang belum jelas kebenarannya. “Saya dapat kiriman berita “corona virus vaksin,” jadi hati-hati juga, takutnya itu suatu berita yang tidak tepat,” katanya.
Desi menambahkan, “Obatnya belum ada, jadi yang kita lakukan apabila terjadi kasus yang terkonfirmasi ya tatalaksana menyembuhkannya sesuai dengan gejala yang ada.”.
Jika ada penderita corona virus yang sesak, akan diberikan oksigen. Antibiotik tidak dapat menyembuhkan corona virus, tapi pada kasus infeksi paru ini, biasanya disertai dengan infeksi bakteri (infeksi sekunder). Fungsi dari antibiotik inilah yang dapat menyembuhkan infeksinya, tapi bukan corona virusnya.
Untuk dapat dikatakan sembuh, Desilia mengatakan untuk melakukan pemeriksaan. Jika gejala perbaikan dari corona virus seperti demam dan infeksi paru sudah hilang, melakukan pemeriksaan ulang seperti pemeriksaan dahak dapat menjadi solusi.
“Jadi ketika awalnya dia confirm sembuh, setelah beberapa lama bisa dilakukan pemeriksaan lagi, karena kan kalau enggak ada bukti, risiko sekali untuk tertular,” pungkasnya.
Penulis: Lorenza Ferary
Advertisement