Sukses

Angka Kematian Virus Corona Tidak Lebih Besar dari SARS dan MERS, Namun Tetap Waspada

Menurut Pulmonologist RS EMC Desilia Atikawatiangka, kematian virus corona baru sampai saat ini masih terbilang kecil. Namun, tetap harus waspada.

Liputan6.com, Jakarta - Ahli Mikrobiologi LIPI Sugiyono Saputra mengatakan bahwa virus corona yang heboh saat ini, berdasarkan keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), merupakan virus baru. 

Selain itu, material genetik dari pasien yang terkena penyakit di Wuhan jika dibandingkan dengan berbagai data virus corona lama, memiliki kesamaan yang cukup rendah.

“Jadi kalau kita bandingkan virus corona yang ada di Wuhan itu memiliki kesamaan 80 persen dengan SARS, dan kesamaannya lebih sedikit lagi dengan MERS,” kata Sugiyono dalam acara Dear Netizen Liputan6.com pada Jumat (31/01/2020).

Lebih lanjut Pulmonologist dari RS EMC, Desilia Atikawati, mengatakan, meski berasal dari satu keluarga yang sama dengan SARS dan MERS, virus corona bukanlah penyakit yang paling mematikan.

“Sebenarnya kalau dilihat dari jumlah kematiannya sendiri, SARS tahun 2003, 2004 transmisinya sudah berhenti, sudah tidak ada lagi, tapi angka kematiannya itu hampir 10 persen,” katanya.

 

 

Simak Video Menarik Berikut:

2 dari 2 halaman

Angka Terpapar SARS Lebih Besar dari Virus Corona Baru

Desi menambahkan, “Mers sendiri sampai laporan terakhir dari WHO di Desember 2019 itu masih belum dinyatakan berhenti, namun memang semakin sedikit, dan jumlahnya semakin terkonfirmasi dibandingkan SARS maupun yang sekarang (virus corona).”.

Walaupun angka kematian penderita SARS semakin tinggi dengan presentase hampir 30-40 persen, tidak dengan virus corona baru yang angka kematiannya sampai saat ini, masih terbilang kecil.

“Antara dua sampai tiga persen saja. Jadi, kalau dianggap menakutkan, lebih menyebabkan kematian penyakit yang terdahulu,” ujarnya.

Namun, Desi menyarankan untuk tetap harus waspada karena angka kematian yang kecil menjadi salah satu faktor virus corona mudah sekali menyebar,“Jadi kalau keluhannya tidak begitu berat, orang jadi tidak terlalu aware.”.

Menurutnya, hal itu menjadi salah satu faktor yang dianggap bisa mempermudah, atau mendukung penyebaran virus corona. “Karena dalam waktu singkat, belum sampai dua bulan juga sudah sampai hampir 10 ribu penderita di Cina,” Desi menekankan.

Penulis: Lorenza Ferary