Sukses

Ilmuwan Berpacu Melawan Waktu Mengembangkan Vaksin Virus Corona

Para ilmuwan yang mengembangkan vaksin untuk virus corona mengatakan mereka bekerja keras hingga tak bisa tidur di tengah situasi saat ini

Liputan6.com, Jakarta Kate Broderick dan rekan-rekan penelitinya berjuang melawan waktu. Dia dan ilmuwan lain di sebuah laboratorium di San Diego, Amerika Serikat harus segera menemukan vaksin yang mampu membendung penyebaran wabah virus corona.

Kate, yang juga Senior Vice President of Research and Development di perusahaan farmasi Inovio mengatakan, mereka bekerja tak kenal waktu demi vaksin tersebut.

"Saya telah menghabiskan seluruh hidup saya bekerja untuk membuat perbedaan dalam kondisi wabah seperti ini dan saya akan melakukan apa pun," kata wanita 42 tahun ini seperti dikutip dari LAD Bible pada Senin (3/2/2020).

"Saya pribadi rata-rata tidur sekitar dua jam semalam saat ini," kata peneliti asal Skotlandia ini. Tak hanya virus corona, Kate dan rekan-rekannya juga pernah berpartisipasi dalam pengembangan vaksin untuk virus Zika.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Targetkan Waktu Empat Bulan

Kate berharap agar vaksin virus corona bisa siap dalam waktu empat bulan. Waktu ini separuh lebih cepat daripada saat mereka mengembangkan vaksin Zika dalam tujuh bulan.

"Seminggu setelah virus pertama kali dilaporkan oleh Badan Kesehatan Dunia, pemerintah Tiongkok menerbitkan viral sequence secara daring. Itu memungkinkan kami untuk mulai merancang vaksin secara langsung dan berhasil memiliki desain vaksin dalam semalam," katanya seperti dikutip dari The Herald.

Dia menambahkan, biasanya vaksin tertentu umumnya dibuat dari telur ayam dan membutuhkan waktu lama untuk memproduksinya bahkan sampai bertahun-tahun. Namun, mereka mengklaim memiliki teknologi yang membantu pekerjaannya agar jauh lebih cepat.

"Teknologi kami membuat pembuatan vaksin menjadi jauh lebih cepat dan kami bekerja secepat mungkin karena kita berada di tengah wabah," kata Kate.

"Situasi ini membuat Anda benar-benar tidak bisa tidur selama berminggu-minggu," katanya. Lulusan Glasgow University itu melanjutkan, mereka akan memulai uji coba vaksin terhadap hewan.