Sukses

Urinoir Toilet Berisi Es, Ini Alasannya

Apa sebenarnya kegunaan es yang ada di urinoir?

Liputan6.com, Jakarta - Di beberapa negara, termasuk beberapa daerah di Indonesia telah diterapkan urinoir di toilet pria pada bar dan restoran yang dipenuhi dengan es.

Seperti yang diunggah dalam laman Twitter berakun @pandasoes beberapa waktu lalu, dituliskan bahwa ia baru pertama kali melihat hal semacam ini.

“Baru pertama lihat ada urinoir yang ditaruh es dan air juruk nipis,” tulisnya, dengan memasukkan foto urinoir yang unggahannya saat ini mencapai 10,3 ribu suka.

Diketahui, foto tersebut diambil saat ia berada di Darmawangsa Square, Jakarta Selatan. Namun, apa yang menyebabkan urinoar tersebut dipenuhi dengan es?

Dilansir pada situs Clean Link, perihal ini berhubngan dengan bau dari air seni pria. Pendiri sekaligus CEO of Waterless Co Klaus Reichardt mengatakan temuan yang dipatenkan sejak 27 Maret 1886 oleh Andrew Rankin ini didasari karena bau tidak enak yang berasal dari urinoirnya.

 

Simak Video Menarik Berikut:

2 dari 2 halaman

Sebelum menemukan es, Rankin punya resep

Rankin memasukkan “resep” buatannya sendiri dalam membuat urinoir pertamanya dengan menggunakan gula, beberapa tebu, soda klorida, air, dan bahan lainnya.

Selanjutnya, ia menyadari bahwa temuannya itu tidak praktis. Baru pada tahun 1800-an, mulai dipasarkan urinoir pertama yang dibuat dengan Napthalene (hydrocarbons yang terbuat dari carbons dan hydrogen).

Naphthalene menguap, membuat udara berbau sangat kuat seperti kapur barus, yang terbukti untuk menghentikan beberapa bakteri dari produksi amonia, yang dapat menghilangkan bau tidak sedap. Namun, bau itu juga dapat membuat orang keracunan.

"Itu (napthalene) benar-benar membunuh bau, tetapi itu juga membuat orang keracunan jika dihirup dalam jumlah besar," kata Rankin, dan baru pada awal 1900-an dihapus.

Baru pada 1920, banyak kedai atau bar yang dibuka, dan mereka membeli berton-ton es. Bartender terkejut saat tau bahwa es dapat menghilangkan bau urinoir. Es membeku menyebabkan molekul dalam urin terlepas, yang pada akhirnya molekul tersebut meleleh dengan es dan menetes ke urinoir selokan, sehingga dapat meredam bau air seni pada pria.

 

Penulis: Lorenza Ferary